Jogja
Senin, 25 Januari 2016 - 06:40 WIB

MEA : Arsitek Harus Bebenah Jika Tak Ingin Kalah

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Arsitektur yang dikuasai saat ini oleh para arsitek dalam negeri masih sebatas desain.

 

Advertisement

 

Harianjogja.com, JOGJA—Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) disinyalir akan membawa dampak pada sektor ekonomi kreatif arsitektur. Arsitek lokal bisa tergerus arsitek asing jika tidak segera bebenah.

Arsitek sekaligus Dosen Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik UGM Eugenius Pradipto mengatakan, arsitektur yang dikuasai saat ini oleh para arsitek dalam negeri masih sebatas desain. Teknologi seperti bahan, konstruksi, konsekuensi kepuasan pemakai, dan dampaknya pada efisiensi biaya belum menjadi fokus dari para arsitek.

Advertisement

“Efisiensi biaya belum menjadi fokus arsitek, sedangkan bagi arsitek luar negeri seperti negara Asia lainnya, itu sudah dikuasai,” ungkap dia kepada Harian Jogja, Minggu (24/1/2015).

Ia menilai, hal inilah yang menjadi tantangan besar terhadap kesiapan arsitek menghadapi MEA. Selain itu, perlu ada proteksi dari Pemerintah Daerah (Pemda) terhadap arsitek lokal. Salah satu caranya yakni dengan penerapan syarat wajib penguasaan Bahasa Indonesia, bekerja sama dengan arsitek lokal, serta penguasaan kearifan lokal.

Kemudian, Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Kota yang memiliki kewenangan mengeluarkan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) harus mempertajam kriteria. Hal yang diperhatikan bukan hanya persyaratan bangunan tetapi juga teknologi, bahan, serta penggunaan bahan lokal. Penggunaan bahan diusahakan dari lokal atau nasional. “Bahan dan teknologi yang biasa nggandul arsitek, bahan dari negaranya yang dipakai,” ujar dia.

Advertisement

Ia mengungkapkan, sejauh pengamatannya, penguasaan teknologi seperti teknologi bahan, teknologi konstruksi, dan kepuasan atau kenikmatan fisik dan psikologi penghuni atau pemakai belum diterapkan dengan baik. Selama ini, arsitek lokal bertindak sebagai tokoh sentral sehingga hasil karya yang dihasilkan adalah milik arsitek. “Apa tidak sebaliknya? Karya arsitek adalah milik pengguna. Arsitek hanya mewujudkan mimpi penghuninya,” ungkap dia.

Advertisement
Kata Kunci : Arsitek Arsitektur MEA
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif