Soloraya
Minggu, 24 Januari 2016 - 12:00 WIB

PENDIDIKAN BOYOLALI : 100 SD di Boyolali Berpotensi Digabung, Ini Langkah Disdikpora

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok/JIBI)

Pendidikan Boyolali yakni terkait regrouping 100 SD terus dikaji dan disosialisasikan.

Solopos.com, BOYOLALI — Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Boyolali terus melakukan kajian mendalam dan sosialisasi kepada seluruh pemangku kepentingan terutama stakeholder 100 sekolah dasar (SD) yang berpotensi digabung.

Advertisement

Sekretaris Disdikpora Boyolali, Darmanto, menjelaskan Disdikpora menginginkan adanya pengelolaan anggaran yang efektif dan efisien sehingga wacana regrouping sejumlah sekolah dasar kembali bergulir tahun ini.

Di Boyolali, perbandingan jumlah guru dan murid belum mencapai angka ideal. Satu guru idealnya bisa mengajar rata-rata 20 sampai 32 murid. Atau satu sekolah, setidaknya punya 120 hingga 192 siswa.

Namun ada seratus sekolah memiliki jumlah siswa kurang dari 80 anak sehingga berpotensi untuk di-regrouping. Seratus sekolah itu biasanya berlokasi di wilayah pinggiran seperti Musuk, Cepogo, Selo, serta sejumlah wilayah di Boyolali bagian utara.

Advertisement

“Kami sudah undang 100 kepala sekolah beserta stakeholder untuk sama-sama mengkaji dan membahas masalah regrouping sekolah,” kata Darmanto, akhir pekan lalu.

Tanpa mengabaikan kepentingan anak atau siswa, kata Darmanto, wacana regrouping SD ini harus bisa terealisasi dengan cara yang arif. Meski demikian, hingga saat ini Disdikpora belum mematok target kapan program itu akan dilaksanakan.

Selama ini, wacana regrouping terkendala dengan respons masyarakat yang rata-rata keberatan dengan penggabungan dua sekolah. Masyarakat khawatir dengan dampak regrouping yakni jarak ke sekolah menjadi jauh.

Advertisement

Wacana regrouping SD juga muncul untuk menyikapi kekurangan tenaga guru berstatus pegawai negeri sipil (PNS). Sekolah tidak mungkin terus menerus merekrut guru honorer karena regulasi guru honorer saat ini kurang mendukung khususnya terkait ketersediaan anggaran daerah untuk kesejahteraan guru honorer.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif