Jateng
Kamis, 21 Januari 2016 - 20:50 WIB

ORMAS GAFATAR : Warga Banyumas Siap Terima Eks Gafatar

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah warga eks-Gafatar meninggalkan permukiman mereka yang dibakar massa saat hendak dievakuasi dari kawasan Monton Panjang, Dusun Pangsuma, Desa Antibar, Mempawah Timur, Kabupaten Mempawah, Kalbar, Selasa (19/1/2016). Permukiman di lahan seluas 43 hektar tersebut dibakar sejumlah oknum masyarakat sebelum 796 warga eks-Gafatar berhasil dievakuasi pemda setempat. (JIBI/Solopos/Antara/Jessica Helena Wuysang)

Ormas Gafatar menjadi sorotan menyusul menghilangnya sejumlah orang di sejumlah daerah.

Semarangpos.com, BANYUMAS– Warga Desa Dawuhan, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, siap menerima kembali keluarga Marfungah,39, yang dikabarkan sempat bergabung dengan Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) di Kalimatan.

Advertisement

“Kami siap menerima adik saya, Marfungah beserta keluarganya. Kami tidak menyangka jika Marfungah beserta keluarganya berada di Kalimantan karena semula dia bilang kalau mau ke Sulawesi,” kata kakak kandung Marfungah, Latifah, saat ditemui wartawan di rumahnya, Desa Dawuhan, Kecamatan Banyumas, di Banyumas, Kamis (21/1/2016).

Sebelum diketahui bergabung dengan Gafatar di Kalimantan, kata dia, Marfungah dan keluarganya sempat berpamitan kepada orang tua dan tetangga karena pindah tugas sebagai pegawai negeri sipil di Sulawesi.

Advertisement

Sebelum diketahui bergabung dengan Gafatar di Kalimantan, kata dia, Marfungah dan keluarganya sempat berpamitan kepada orang tua dan tetangga karena pindah tugas sebagai pegawai negeri sipil di Sulawesi.

Oleh karena itu, kata dia, keluarga dan tetangga tidak curiga terhadap kepergian Marfungah beserta keluarganya.

“Namun setelah adanya pemberitaan mengenai Gafatar di Kalimantan, semua orang sekarang sudah tahu. Ibu juga menjadi khawatir dan selalu menanyakan kondisi cucu-cucunya serta mengharapkan mereka bisa pulang dengan selamat. Bahkan, saking khawatirnya, ibu sempat meminta saya transfer uang untuk Marfungah,” katanya.

Advertisement

Selain itu, dia mengharapkan Marfungah beserta keluarganya kembali menjalani aktivitas seperti biasa.

“Kalau sudah ada bakar-bakaran seperti itu [aksi pembakaran perkampungan Gafatar di Kalimantan], kami yang khawatir, sampai sekarang belum ada yang kasih kabar. Tadinya pamitnya ke Sulawesi, bukan ke Kalimantan,” katanya.

Salah seorang tetangga Marfungah di Desa Dawuhan, Masitoh, mengatakan bahwa warga setempat akan senang jika keluarga Marfungah kembali ke Desa Dawuhan.

Advertisement

“Apalagi kami selama ini mengharapkan kepulangan Marfungah beserta keluarganya. Tetangga-tetangga lainnya pun akan senang dan mau menerima mereka kembali,” katanya.

Informasi yang dihimpun, Marfungah beserta suami dan lima anaknya termasuk dalam daftar mantan anggota Gafatar yang akan dipulangkan dari Kalimantan ke Jawa Tengah melalui Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang.

Suami Marfungah diketahui bernama Sugianto,42, sedangkan lima anak mereka terdiri atas Anisa Nabila,15, Al Fatih Akhmaludin,12, Jauzia Aufa Ramadani,9, Jasmin Rayhanah,5, dan Kenzi,(2,5 tahun).

Advertisement

Marfungah merupakan seorang PNS golongan IIIB yang bekerja sebagai kasir di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Banyumas dan telah mengabdi selama 19 tahun. Akan tetapi, sejak 26 November 2015, Marfungah tidak lagi masuk kerja dan nomor telepon selulernya tidak bisa dihubungi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif