Orang hilang, Pemdes Purwosari, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri masih mau menerima warganya yang sempat ke Kalimantan bergabung dengan Gafatar.
Solopos.com, WONOGIRI–Pemerintahan Desa Purwosari dan lingkungan RT 001/RW 014, Dusun Pelem, Desa Purwosari, Kecamatan/Kabupaten Wonogiri mau menerima warganya yang sempat pergi ke Kalimantan jika mereka meninggalkan kelompok Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar). Pihak desa dan warga sekitar masih menunggu kepastian kepulangan mereka karena hingga kini belum mendapatkan kabar kejelasan.
Penegasan itu disampaikan Kepala Desa Purwosari, Kecamatan/Kabupaten Wonogiri, Kadris dan Ketua RT 001/RW 014, Dusun Pelem, Suwarno ditemui Solopos.com, Kamis (21/1/2016). “Warga tetap menerima kalau mau meninggalkan kelompok Gafatar,” ujar Suwarno, Ketua RT 001, Dusun Pelem.
Suwarno tak bicara banyak tentang salah satu warganya yang pergi ke Kalimantan karena dirinya mengaku belum mendapatkan informasi secara pasti. Kades Purwosari, Kadris, menegaskan wajib bagi warga lingkungan untuk menerima warganya yang sempat pergi dari wilayah. Apalagi, ujarnya, secara administrasi kependudukan warga yang sempat pergi masih penduduk Purwosari.
Kadris menyebutkan, di desanya ada tiga kepala keluarga yang berjumlah 12 jiwa pergi semenjak ormas Gafatar ramai dibicarakan.
Kadris menyatakan pihaknya akan mengajak tokoh agama maupun tokoh masyarakat untuk membina dan mengarahkan mereka mengikuti ajaran agama sesuai yang dianut. Kadris tetap berharap warganya mau pulang dan kembali guyub dengan tetangga. “Kami minta lingkungan tetap menerimanya jika warga Purwosari yang sempat pergi ke Kalimantan dipulangkan karena mereka juga warga lingkungan.”
Terpisah, pejabat (Pj) Bupati Wonogiri, Sarwa Pramana meminta semua perangkat rukun tetangga (RT) dan rukun warga (RW) meningkatkan insting intelijen dan aktif mengingatkan warga barunya untuk ikut bermasyarakat. “Perangkat desa dan RT/RW lebih peduli dan tetap mengawasi warganya yang diduga memiliki perilaku menyimpang dari kebiasaan masyarakat. Tegur dan ingatkan sejak dini warga (yang berperilaku menyimpang) tersebut. Sensitifitas RT/RW harus ditingkatkan,” jelas dia.
Sementara itu, Kepala Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Wonogiri, Sulardi, menegaskanv ormas Gafatar belum terdaftar di kantornya. Pihaknya akan berkoordinasi dengan lintas instansi jika warga Wonogiri yang diduga penganut Gafatar dikembalikan ke Wonogiri.
Sebelumnya, empat keluarga di Wonogiri terdiri atas tiga keluarga Desa Purwosari dan satu keluarga Kelurahan Giripurwo, keduanya masuk Kecamatan/Kabupaten Wonogiri dikabarkan pergi ke Kalimantan. Hasil penelusuran perangkat Desa Purwosari, tiga keluarga yang pergi meninggalkan desa pamit transmigrasi. Tiga warga bernama Rebo, 48 dan Yanto Ndinem, 49, keduanya warga Dusun Wonosari dan Fiyanto, 49, warga Dusun Pelem serta Supar, warga Lingkunga Gerdu, Kelurahan Giripurwo, Wonogiri.
Kepala Disnakertrans Wonogiri, Ristanti, menegaskanvempat keluarga itu tak masuk daftar peserta transmigrasi yang diberangkatkan akhir Desember 2015. Sejumlah 10 kepala keluarga peserta transmigrasi tak ada satu pun berasal dari Kecamatan Wonogiri.