Jatim
Kamis, 21 Januari 2016 - 06:05 WIB

INFLASI JATIM : Bank Indonesia Targetkan Inflasi 2016 Setara 2015

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi inflasi atau deflasi. (wilsonrevunplugged.blogspot.com)

Inflasi Jatim sepanjang 2016 ditarget Bank Indonesia setara dengan inflasi 2015 lalu.

Madiunpos.com, SURABAYA — Laju inflasi Provinsi Jawa Timur sepanjang tahun 2016 ini diproyeksikan Bank Indonesia sama seperti 2015, yakni pada level 4% plus minus 1%.

Advertisement

Taufik Saleh, Kepala Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Daerah Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, mengatakan menjelang akhir tahun 2016, akhirnya dibidik angka pasti inflasi sebesar 3,88%. “Target kami tahun lalu tercapai bahkan hasilnya lebih kecil sebesar 3,08%. Pada 2016 angka target sama, tetapi usahanya lebih berat daripada 2015,” katanya ditemui di sela-sela Bincang-Bincang Media bersama BI Jawa Timur (Jatim), di Surabaya, Rabu (20/1/2016).

Usaha mencapai inflasi pada kisaran 4% dinilai lebih sukar pada tahun 2016 ini lantaran iklim perekonomian nasional diproyeksikan membaik. Di dalamnya mencakup peluang peningkatan konsumsi masyarakat serta membesarnya ekspektasi terhadap pengeluaran pemerintah.

Belum lagi ada kemungkinan perbaikan penghasilan masyarakat dan perbaikan harga sejumlah komoditas. Aspek-aspek inilah yang dapat memicu inflasi melaju lebih tinggi dari target, demikian papar Taufik.

Advertisement

Walau demikian, BI mengaku punya peta jalan inflasi Jatim yang mencakup pengamanan pasokan volatile food. Salah satu kendala adalah cuaca yang sukar diprakirakan sehingga produksi dan distribusi tanaman pangan terhambat.

“Untuk itu, kami kembangkan klaster pertanian untuk komoditas-komoditas yang biasa jadi penyumbang inflasi seperti bawang merah dan cabai merah di Kediri dan Jember,” ujarnya.

Sementara itu, saat mengakhiri tahun lalu Jawa Timur membukukan inflasi sebesar 0,85% pada Desember. Angka ini berasal dari persentase perubahan indeks harga konsumen bulan tersebut dibandingkan bulan sebelumnya.

Advertisement

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur Sairi Hasbullah menjelaskan inflasi pada penghujung 2015 terpicu sejumlah komoditas, seperti bawang merah, telur ayam ras, cabai merah, daging ayam ras, pasir, angkutan udara, beras, tarif listrik, daging sapi dan cabai rawit.

“Bahan makanan mengalami kenaikan harga akibat tidak seimbang suplai dan demand akibat ada perayaan Maulid Nabi Muhammad Saw, Natal, dan Tahun Baru yang waktunya berdekatan,” tulisnya dalam data inflasi Jatim Desember 2015.

Mengawali Desember 2015 ada pula kenaikan tarif listrik untuk golongan 1.300 VA dan 2.200 VA sebesar 11%. Kebijakan ini turut berkontribusi terhadap pergerakan inflasi Jawa Timur. Selama bulan terakhir 2015 dari pantauan indeks harga konsumen di delapan kota di Jatim, semua mengalami inflasi. Inflasi tertinggi ada di Kota Surabaya 0,94% diikuti Malang 0,89%, dan Kabupaten Banyuwangi 0,80%. Selain itu, imbuh Sairi, Kota Kediri juga inflasi 0,79%, Kabupaten Sumenep 0,77%, Kota Madium 0,59%, Kota Probolinggo 0,41%. Adapun inflasi paling rendah dirasakan Kabupaten Jember sebesar 0,39%.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif