Soloraya
Rabu, 20 Januari 2016 - 21:56 WIB

ORANG HILANG SUKOHARJO : Satu Keluarga Di Gentan Diduga Ikut Gafatar, Warga Dipamiti Hendak Ke Klaten

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi persebaran Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) di Indonesia. (Facebook.com)

Orang hilang Sukoharjo, warga di Perumahan Gentan Wiyata mengaku satu keluarga yang diduga ikut Gafatar cenderung tertutup.

Solopos.com, SUKOHARJO–Kasus orang hilang yang diduga ikut organisasi kemasyarakatan (ormas) Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) di Sukoharjo semakin bertambah. Kini, satu keluarga dokter yang diduga kuat ikut ormas Gafatar menghilang sejak 8 Desember 2015.

Advertisement

Satu keluarga itu yakni dr. Dyah Ayu Wulandari bersama suaminya, Moch. Tri Anggoro Yusrin dan anaknya tidak diketahui keberadaannya sejak awal Desember 2015. Mereka tinggal di Perumahan Gentan Wiyata Blok H No 16 RT 002/RW 013, Desa Gentan, Kecamatan Baki sejak awal Juni 2015. dr. Dyah membuka praktek di rumahnya pada pagi dan malam hari.

Pantauan Solopos.com, Rabu (20/1/2016), gerbang pintu rumah dr. Wulan tertutup rapat. Kondisi halaman rumah sangat kotor. Debu dan sampah plastik berserakan di halaman rumah tersebut. Tepat di atas pintu gerbang terdapat papan nama yang bertuliskan jadwal praktek mulai Senin-Jumat pada pukul 07.00 WIB-09.00 WIB dan malam hari pada pukul 18.30 WIB-21.00 WIB.

Advertisement

Pantauan Solopos.com, Rabu (20/1/2016), gerbang pintu rumah dr. Wulan tertutup rapat. Kondisi halaman rumah sangat kotor. Debu dan sampah plastik berserakan di halaman rumah tersebut. Tepat di atas pintu gerbang terdapat papan nama yang bertuliskan jadwal praktek mulai Senin-Jumat pada pukul 07.00 WIB-09.00 WIB dan malam hari pada pukul 18.30 WIB-21.00 WIB.

dr. Wulan dan keluarganya diduga kuat pergi ke Kalimantan bersama para anggota ormas Gafatar lainnya. Dia diketahui menjadi pengurus ormas Gafatar bidang kesehatan masyarakat di Sukoharjo.
Sebelumnya, dr. Wulan kerap menjadi narasumber seminar tentang kesehatan yang digelar ormas Gafatar.

Ketua RT 002 Perumahan Gentan Wiyata, Mohammad Qoyim, mengatakan dr. Wulan dan keluarganya berpamitan kepada pengurus kampung hendak ke Klaten pada 8 Desember 2015. Sejak itu, mereka tak lagi diketahui keberadaannya. Keluarga dr. Wulan pindah ke Perumahan Gentan Wiyata pada awal Juni 2015.

Advertisement

Selama sekitar enam bulan menempati rumah di Perumahan Gentan Wiyata, pasangan suami istri (pasutri) ini cenderung tertutup. Baik dr Wulan maupun suaminya jarang berinteraksi dengan warga setempat. Mereka tak pernah menghadiri kegiatan-kegiatan yang digelar warga setempat.

“Keluarga dr Wulan sudah tujuh kali tidak menghadiri pertemuan kampung. Mereka cenderung tertutup terhadap warga setempat,” papar dia.

Qoyim menceritakan ada seorang wanita yang mendatangi rumah dr Wulan pada beberapa waktu lalu. Dia mengaku sebagai kerabat keluarga dr Wulan yang berdomisili di Kabupaten Grobogan. Lantaran kondisi rumah sepi maka wanita itu pulang ke Grobogan yang diantar warga setempat.

Advertisement

“Saya pernah dikomplain warga karena dr Wulan belum mengantongi izin praktek dokter di rumah. Semestinya kan kulanuwun tetangga di kanan kiri rumahnya sebelum membuka praktek dokter.”

Kapolsek Baki, AKP Poniman, mewakili Kapolres Sukoharjo, AKBP Andy Rifai, mengatakan keluarga dr Wulan telah melaporkan hilangnya keluarga dr Wulan ke Polres Sukoharjo. Petugas telah melacak awal untuk mengetahui keberadaan keluarga dr Wulan. Namun, ia tak dapat memastikan apakah dr Wulan ikut ormas Gafatar dan pergi ke Kalimantan.

“Kalau di sini [Polsek Baki] tidak ada laporan orang hilang. Saya mendapat informasi keluarga dr Wulan langsung melapor ke Polres Sukoharjo,” kata dia.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif