Soloraya
Selasa, 19 Januari 2016 - 15:40 WIB

PENEMUAN MAYAT SOLO : Perempuan Muda Ditemukan Tewas Telanjang, Korban Penganiayaan?

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi mayat perempuan. (JIBI/Solopos/Dok.)

Penemuan mayat Solo terjadi di Kelurahan Tipes, Serengan, Solo.

Solopos.com, SOLO–Seorang perempuan muda, Enggar Yulihapsari, 34, ditemukan tewas tanpa busana di kediamannya Jl. Wijaya Kusuma No. 47 RT 006/ RW 014 Kelurahan Tipes, Serengan, Selasa (19/1/2016). Yuli ditemukan tak lagi bernyawa sekitar pukul 07.30 WIB dalam posisi telentang.

Advertisement

Informasi yang dihimpun Solopos.com, Yuli sempat mogok makan selama tiga hari sebelum ditemukan tewas. Tak diketahui alasan kenapa ia mogok makan. Pada hari ketiga, Senin (18/1/2016) malam, Yuli mulai terlihat sakit. Ia lantas melepas semua bajunya dengan alasan udara cukup gerah. Tak seberapa lama, ia tidur di lantai rumah dengan menanggalkan semua pakaiannya.
Keesokan paginya, keluarganya mencoba membangunkan Yuli. Namun, wanita tersebut rupanya tak kunjung bangun. Pihak keluarga yang mulai cemas lantas meminta tolong tetangganya. Para tetangga yang berdatangan pun mencoba membangunkan Yuli. Nahas, Yuli rupanya sudah tak lagi bernyawa.

Warga segera melapor polisi dan meminta bantuan rumah sakit untuk segera melakukan autopsi.

Berdasarkan keterangan kakak korban, Natalia Hapsari, 43, adiknya tersebut sebelum meninggal dunia mengaku kegerahan dan ingin tidur di lantai dengan menanggalkan semua busananya. Sebelumnya, kakanya memang terlihat sakit lantaran tak mau makan selama tiga hari.

Advertisement

Kasi Humas Polsek Serengan, Aiptu Suharyanto, menjelaskan korban diduga tewas karena kelaparan. Wanita malang itu sempat mogok makan selama tiga hari tanpa alasan yang jelas. “Apalagi, ia tidur di lantai tanpa alas dan tak memakai busana sama sekali,” paparnya mewakili Kapolsek Serengan Kompol Edi Wibowo.

Polisi segera datang dan langsung melakukan identifikasi. Jenazah kemudian diautopsi di Rumah Sakit (RS) PKU Solo. Hasil autopsi tak ditemukan adanya tanda-tanda penganiayaan.

Jenazah kemudian langsung diserahkan ke pihak keluarga untuk disemayamkan. Polisi membantah adanya rumor miring yang beredar ihwal kematian Yuli. “Tak ada penganiayaan, tak ada yang minum Baygon. Hasil autopsi tak menemukan adanya cairan Baygon atau luka penganiayaan. Dugaan kuat, korban mati karena sakit,” paparnya.

Advertisement

Berdasarkan keterangan sejumlah saksi dari para tetangga korban, imbuh Suharyanto, korban selama ini dikenal memiliki hambatan mental atau berkebutuhan khusus. Orang tua dan kakaknya juga mengalami hambatan mental yang tak jauh berbeda. “Selama ini, yang mengawasi korban dan keluarganya adalah para tetangganya,” tambah dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif