Soloraya
Selasa, 19 Januari 2016 - 13:55 WIB

DINAMIKA PERTANIAN BOYOLALI : 6.500 Hektare Lahan di Boyolali Masuk Kategori Kritis

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi

Dinamika pertanian Boyolali, ada ribuan hektare lahan pertanian di Boyolali yang masuk kategori lahan kritis.

Solopos.com, BOYOLALI–Seluas 6.500 hektare lahan di Boyolali masuk kategori lahan kritis. Luasan ini sudah berkurang cukup signifikan dibandingkan lima tahun lalu dengan lahan kritis mencapai 17.000 hektare.

Advertisement

Kabid Kehutanan Dinas Pertanian Perkebunan Kehutanan (Dispertanbunbut) Boyolali, Sugiyarto, menjelaskan berdasarkan data dari Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Bengawan Solo dan Jragung, Tuntang, Serang, Lusi, dan Juana (Jratunseluna), lahan kritis berada di lahan penyangga wilayah lereng Gunung Merapi dan Merbabu di wilayah Kecamatan Musuk, Cepogo, dan Selo.

Lahan kritis berada di lereng dan jurang di kawasan Gunung  Merapi dan Merbabu yang secara topografi sulit dijangkau dan jauh dari permukiman warga.

Dispertanbunhut akan terus mengurangi luasan lahan kritis dengan penghijauan. Menurut Sugiyarto, penghijauan memiliki fungsi ganda. Selain sebagai konservasi  pelestarian lingkungan, pelestari iklim, pelestari sumber air, dan pelestari udara, penghijauan juga berfungsi bagi masyarakat untuk diambil buah maupun kayu.

Advertisement

Tahun ini akan ada kegiatan pengkayaan sarana penghijauan atau penambahan volume tanaman di lahan yang telah dilakukan penghijauan. “Jadi, volume tanaman ditambah di tempat yang sudah dilakukan penghijauan misalnya dalam satu kawawsan penghijauan telah ditanami 10.000 pohon dan pada tahun ini akan ada penambahan jumlah tanaman,” kata Sugiyarto, dalam keterangan tertulis yang diterima Solopos.com, Selasa (19/1/2016).

Pada 2010 lalu, lahan kritis di Boyolali mencapai 17.000 hektar yang tersebar di wilayah Kecamatan Wonosegoro, Musuk, Cepogo, Juwangi, dan sejumlah kecamatan. Namun dengan program penghijauan yang dilaksanakan oleh Kabupaten Boyolali dan bantuan corporate social responsibility (CSR) dari berbagai pihak, lahan kritis berkurang 10.500 hektar dan masih tersisa 6.500 hektar.

“Perusahaan besar di Boyolali dan sejumlah perbankan berpartisipasi menyumbang pohon untuk penghijauan di Boyolali,” tambah dia.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif