Soloraya
Selasa, 19 Januari 2016 - 10:40 WIB

BATIK SOLO TRANS : Bus Baru Butuh Penyesuaian Selter

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Halte BST Solo. (Solopos/Dok)

Batik Solo Trans, rencana peremajaan BST koridor 1 butuh penyesuaian infrastruktur selter.

Solopos.com, SOLO–Rencana peremajaan armada Batik Solo Trans (BST) koridor 1 dengan bus yang berukuran lebih besar mendapat sorotan. DPRD Solo menilai perlu penyesuaian infrastruktur pendukung seperti selter sebelum pengoperasian armada.

Advertisement

Ketua Komisi III DPRD, Honda Hendarto, mengatakan sebanyak 20 bus baru bantuan pemerintah pusat tak bisa dipaksakan beroperasi sebelum sarana penunjangnya terpenuhi. Menurut Honda, ada perbedaan spesifikasi cukup signifikan antara bus baru dan bus lama sehingga perlu penyesuaian selter. “Kami kira perlu halte yang lebih pendek untuk kenyamanan naik turun penumpang,” ujarnya saat ditemui wartawan di Gedung DPRD, Senin (18/1/2016).

Honda mengatakan selter khusus tersebut dapat dipasang di beberapa titik koridor yang dilalui bus. Jika tak memungkinkan, Honda menyarankan modifikasi selter yang sudah ada saat ini. Informasi yang dihimpun Solopos.com, bus baru akan melalui koridor 1 yang memiliki rute Bandara Adi Soemarmo-Jl. Slamet Riyadi-Terminal Palur PP.

“Penganggaran dana paling cepat dilakukan di APBD Perubahan 2016. Kami akan minta masukan Dishubkominfo apakah penyesuaian selter mengganggu jadwal peluncuran armada baru atau tidak,” kata dia.

Advertisement

Lebih jauh pihaknya sependapat dengan penempatan bus baru di koridor 1. Menurut Honda, praktis hanya koridor itu yang memiliki jalan cukup lebar seperti Jl. Slamet Riyadi dan Jl. Jenderal Sudirman. Honda mengatakan aksesibilitas jalur yang memadai penting bagi bus yang notabene lebih besar dibanding armada BST lama. “Jangan sampai pengoperasian bus malah menambah kemacetan.”

Ketua DPRD, Teguh Prakosa, mengatakan APBD 2016 belum menganggarkan dana pembangunan selter lantaran bantuan bus dari pemerintah pusat cenderung mendadak. Pihaknya khawatir bus tersebut mangkrak jika harus menunggu mekanisme APBD Perubahan di tengah tahun. “Kalau sejak awal tahu akan dibantu bus yang lebih besar, pasti sudah disiapkan dana untuk infrastruktur penunjang,” ujarnya.

Teguh mengatakan kadang bantuan dari pusat tidak sinkron dengan kebutuhan wilayah. Menurut dia, Solo sebenarnya hanya butuh bus berukuran tanggung seperti BST saat ini. Hal itu mengacu lebar sejumlah jalan di Kota Bengawan.

Advertisement

Pendapat senada disampaikan Wakil Ketua DPRD, Umar Hasyim. “Saat ini kita dibantu malah kerepotan karena belum menganggarkan (infrastruktur penunjang). Railbus dulu juga seperti itu, akhirnya mangkrak. Ke depan mestinya pusat dapat menyesuaikan kebutuhan daerah.”

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif