Jogja
Senin, 18 Januari 2016 - 20:20 WIB

WISATA GUNUNGKIDUL : Agar Tak Bosan, Ekowisata Perlu Dilengkapi Deskripsi tentang Objek

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah pemandu saat mengatur wisatawan yang akan menyusuri Gua Pindul, Sabtu (2/1/2016). (David Kurniawan/JIBI/Harian Jogja)

Wisata Gunungkidul yang kebanyakan merupakan ekowisata, pengelola perlu melengkapi dengan deksripsi tentang objek tersebut

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL- Peneliti speleologi dari Institut Teknologi Bandung, Pindi Setiawan menjelaskan bahwa pelaku ekowisata perlu melengkapi atraksi di objek wisata dengan sejumlah deskripsi mengenai objek itu sendiri.

Advertisement

Hal ini penting, agar pengunjung juga memiliki sesuatu untuk diingat, dipelajari. Deskripsi ini juga perlu diperbaharui terus-menerus, agar tidak membosankan bagi pengunjung.

“Kalau tidak ada, atau kalau ada dan tidak diperbarui, maka pengunjung akan bosan, sehingga tidak ada hal khusus yang mengenang ketika berkunjung ke sana. Dan ketika ada objek ekowisata lain yang lebih baik deskripsinya dan tempatnya juga lebih bersih, lebih terawat, maka pengunjung akan pindah, objek wisata yang sebelumnya tadi menjadi tidak laku,” tuturnya, seminar Ekowisata Berkelanjutan di Aula Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Wonosari.

Koordinator Acintyacunyata Speleological Club (ASC) DIY, Bagus Yulianto menyampaikan, dari data yang telah dikumpulkan oleh penggiat susur gua Jogja, di Gunungkidul terdapat sekitar 630 gua, enam di antaranya merupakan geoset dari Gunungsewu Geopark Network (GGN). Antara lain Gua Cokro, Ngingrong, Jomblang, Kalisuci, Pindul, dan Jlamprong.

Advertisement

Disinggung mengenai pengembangan gua-gua tadi menyambut GGN, Bagus menyebut belum semua Kelompok Sadar Wisata maupun pengelola memahami cara mengelola gua sebagai ekowisata secara tepat [untuk Jomblang tidak termasuk dikelola Pokdarwis, karena dikelola perseorangan].

Padahal perlu ada persiapan dalam menghadapi wisatawan yang tentunya akan mengalami peningkatan, ketika Gunungsewu yang dinyatakan sebagai GGN ini semakin dikenal masyarakat luas.

“Kami saat ini juga masih terus mendampingi beberapa dari mereka,” ungkapnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif