Jogja
Minggu, 17 Januari 2016 - 08:20 WIB

MUSIM HUJAN : El Nino Akibatkan Curah Hujan Rendah

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi hujan (wallconvert.com)

Musim hujan kali ini sempat terganggu dengan fenomena El nino.

Harianjogja.com, JOGJA – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta menyatakan fenomena El Nino kategori kuat memengaruhi cuaca di Yogyakart. Akibatnya pada musim hujan saat ini curah hujan masih rendah dan tidak merata.

Advertisement

Koordinator Operasional Pos Klimatologi BMKG Yogyakarta Djoko Budiono mengatakan El Nino dengan kategori kuat saat ini memiliki indeks 2,2. Kondisi tersebut diperkirakan bertahan hingga Februari, dan mulai berangsur normal pada Maret 2015.

“Ini yang menyebabkan hujan di Yogyakarta hingga sekarang belum merata,” kata dia,  seperti dikutip dari Antara, Jumat (15/1/2016).

Advertisement

“Ini yang menyebabkan hujan di Yogyakarta hingga sekarang belum merata,” kata dia,  seperti dikutip dari Antara, Jumat (15/1/2016).

Menurut Djoko, akibat efek El Nino tersebut curah hujan yang seharusnya telah mencapai 100-150 milimeter per dasarian, kini di Yogyakarta dan sekitarnya hanya mencapai rata-rata 20-75 milimeter per dasarian, atau di bawah normal. “Kecuali di wilayah Kulon Progo bagian sekatan, kategorinya sudah relatif normal,” kata dia.

Selain disebabkan efek El Nino, rendahnya curah hujan juga dipengaruhi oleh gangguan pola angin. Angin baratan atau monsun baratan yang seharusnya dominan membawa uap air, kini justru berganti dengan angin dari timur dan selatan yang sedikit membawa uap air.

Advertisement

Oleh sebab itu, Djoko memperkirakan rata-rata curah hujan pada musim hujan tahun ini akan cenderung berkurang jika dibandingkan dengan curah hujan pada tahun-tahun sebelumnya.

Dengan demikian, ia juga menyarankan untuk sektor pertanian yang notabene mengandalkan hujan agar dapat memanfaatkan sebaik-baiknya kadar curah hujan yang ada.

Meski demikian, lanjut dia, untuk gelombang di perairan laut selatan DIY masih dalam katagori normal dengan ketinggian 1,5-2 meter, Kondisi itu aman dipergunakan untuk aktivitas pelayaran bagi para nelayan.

Advertisement


Pertanian Tak Terganggu

Kendati demikian, hingga saat ini, belum ada laporan mengenai kekeringan atau kesulitan air bersih sebagai dampak fenomena alam El Nino. Di wilayah DIY, Kabupaten Bantul merupakan daerah yang paling terdampak dengan adanya El Nino tersebut, karena posisi geografis yang berbatasan langsung dengan laut selatan.

Dengan demikian, kata dia, meski sudah memasuki musim hujan yang biasa terjadi hingga Januari, namun di wilayah curah hujan lebih sedikit dibandingkan dengan daerah lain di DIY.

Advertisement

“El Nino menyebabkan hujan di wilayah DIY tidak merata, di beberapa tempat di wilayah Sleman sering hujan karena proses pembentukan awan menjadi hujan lebih cepat, tetapi di Bantul jarang, karena paling terkena dampaknya,” katanya.

Dwi mengatakan, meski belum ada yang mengalami kekeringan akibat dampak El Nino, pihaknya tetap mempersiapkan bantuan distribusi air bersih bagi masyarakat yang mengajukan permohonan ke lembaganya.

Apalagi menurut dia, berdasarkan prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta, pada awal Maret 2016 sudah memasuki musim kemarau, yang artinya potensi wilayah untuk mengalami kekeringan lebih tinggi.

“Prediksi BMKG awal Maret sudah masuk musim kemarau, maka harus kami siapkan, jangan sampai ketika ada masyarakat membutuhkan bantuan air, kami tidak siap. Tahun ini kami ada anggaran droping air sekitar Rp50 juta,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif