Jogja
Sabtu, 16 Januari 2016 - 15:20 WIB

PEMKAB GUNUNGKIDUL : Ups, Peralatan Damkar Belum Penuhi Standar

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Puluhan mobil Pemadam Kebakaran se Solo Raya dan DIY melakukan parade di jl Slamet Riyadi, Solo Jumat (16/10/2015). Acara tersebut untuk menyambut Peringatan bulan pengurangan resiko bencana 2015.(JIBI/Solopos/ Sunaryo Haryo Bayu)

Pemkab Gunungkidul untuk UPT Pemadam Kebakaan masih memerlukan perlengkapan memadai.

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Peralatan pemadam kebakaran di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemadam Kebakaran Gunungkidul masih jauh standar. Peralatan yang dimiliki saat ini belum lengkap sehingga dapat membahayakan petugas saat berusaha memadamkan api.

Advertisement

Beberapa peralatan yang belum dimiliki antara lain, crane untuk pemadaman gedung bertingkat, baju tahan api hingga alat bantu pernafasan untuk menetralisir udara saat proses evakuasi dilakukan. Kepala UPT Pemadam Kebakaran Gunungkidul Diyono mengaku sudah mengusulkan untuk pengadaan peralatan, namun yang bisa direalisasikan baru sebatas lima baju tahan panas yang diadakan di 2014 lalu.

“Baju-baju itu diadakan bersamaan dengan pembelian mobil pemadam kebakaran. Sedang untuk peralatan yang lain belum ada realisasinya,” kata Diyono kepada wartawan, Jumat (15/1/2016).

Dia menjelaskan, kebakaran yang terjadi di Pondok Pesantren Darrul Quran bisa jadi contoh nyata. Minimnya peralatan yang dimiliki membuat proses pemadaman atau evakuasi tidak berjalan dengan maksimal. Terlebih lagi saat ini, gedung-gedung bertingkat di Gunungkidul juga semakin menjamur.

Advertisement

“Ketiadaan crane membuat petugas kesulitan memadamkan api yang ada di atas. Sedang untuk evakuasi korban, kami juga butuh baju tahan api, alat bantu pernafasan hingga makser penetralisir senyawa kimia dari asap kebakaran,” ungkapnya.

Diyono menambahkan, khusus untuk baju tahan api sudah pernah memiliki. Namun kondisinya sekarang sudah rusak sehingga tidak memenuhi standarisasi keamanan saat dipergunakan. Ia tidak menampik, untuk pengadaan baju ini butuh biaya besar, karena kisaran harga dari satu set baju ini senilai Rp35 juta.

“Kami pernah mengadakan baju tahan api ini pada 2008 lalu, tapi kondisinya sekarang sudah rusak. untuk itu, kami butuh yang baru sehingga keselamtan petugas saat proses evakuasi bisa lebih terjamin,” katanya lagi.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif