Jogja
Jumat, 15 Januari 2016 - 00:41 WIB

PENINGKATAN EKSPOR : Ekspor Mebel Harus Naik 20% Per Tahun

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi mebel untuk ekspor. (JIBI/Bisnis/Dok.)

Target yang ditetapkan pemerintah untuk lima tahun mendatang ini setidaknya harus disokong peningkatan nilai ekspor 20% per tahun.

 

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN-Jawa-Bali sebagai jantung mebel Indonesia perlu mengembangkan diri dalam rangka mencapai target ekspor US$5 miliar. Target yang ditetapkan pemerintah untuk lima tahun mendatang ini setidaknya harus disokong peningkatan nilai ekspor 20% per tahun.

Ketua Asosiasi Pengusaha Mebel Indonesia (Asmindo) Jawa-Bali Timbul Raharjo menyebut nilai ekspor saat ini baru mencapai US$2,6 miliar. Dengan rincian, US$1,8 miliar dari mebel dan US$800 juta dari kerajinan. Besaran itu menempatkan Indonesia di rangking 18 dunia dengan puncak ekspor terbanyak dipegang negeri Tiongkok dengan nilai US$52 miliar.

Timbul tak memungkiri bahwa sejak 2007 kegiatan ekspor mebel semakin lesu. Tren kenaikan baru terjadi mulai 2013 meski nominal ekspornya belum mampu menyaingi tahun 2007. “Seperti saya, terperosok sampai 80 persen. Saat ini kalau dilihat terperosoknya sampai 80 persen, baru naik sampai 60 persen,” kata dia, Rabu (13/1/2016). Timbul menegaskan bahwa kondisi industri mebel Jawa-Bali belum pulih sepenuhnya.

Advertisement

Maka dari itu, pameran kelas internasional seperti Jogja International Furniture and Craft Fair Indonesia 2016 (Jiffina) yang akan diselenggarakan pada 13-16 Maret di Jogja Expo Center (JEC) mendatang, bertujuan untuk memulihkan kegiatan ekspor mebel Indonesia. Pameran ini lebih menyasar konsumen luar negeri karena saat ini Asmindo Jawa-Bali tengah fokus pada kegiatan peningkatan nilai ekspor.

Pemilihan lokasi pameran di Jogja disebabkan DIY memiliki kemudahan dalam akses penerbangan, menjadi posisi sentral Jawa-Bali, daerah destinasi wisata, dan trasportasi murah daripada Jakarta. Namun yang paling utama dari itu, kebanyakan pelaku usaha mebel berada di Jogja dan sekitarnya sehingga akan memudahkan akses bagi konsumen yang akan melakukan kunjungan ke rumah produksi.

Gubernur DIY Sri Sultan HB X yang berkesempatan meresmikan Jiffina 2016 di Royal Amburukmo Hotel Rabu malam mendukung penuh pameran tahunan ini. Menurutnya nilai ekspor pada 2015 yang bisa menembus US$2,6 miliar merupakan efek dari Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK). Dengan kepatuhan akan sistem ini, semua negara mengakui aspek legalitasnya. “Asmindo masih perlu evaluasi apakah [SVLK] sudah dipenuhi anggotanya atau belum,” tutur Sultan.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif