Jateng
Jumat, 15 Januari 2016 - 14:50 WIB

ORMAS TERLARANG : Mahasiswi Universitas PGRI Semarang Dikabarkan Hilang

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga menyimak kembali tabloid Gafatar terbitan 2014 di Jombang, Rabu (13/1/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Syaiful Arif)

Ormas terlarang diduga ikut menjadi penyebab menghilangnya seorang mahasiswi Universitas PGRI Semarang.

Semarangpos.com, PATI-Seorang mahasiswi dari Unversitas PGRI Semarang yang merupakan warga Kecamatan Jakenan, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, dikabarkan hilang dan diduga bergabung dengan organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar).

Advertisement

Menurut orang tua korban, Sumarni warga Desa Glonggong, Kecamatan Jakenan, di Pati, Kamis (14/1/2016), anaknya yang bernama Rahastri Pundhi sejak tiga bulan lalu memang belum pulang ke rumah dan tidak diketahui keberadaannya.

Sebelum menghilang, mahasiswa jurusan Matematika Universitas PGRI Semarang itu sempat bercerita sering mengikuti kegiatan sosial.

Advertisement

Sebelum menghilang, mahasiswa jurusan Matematika Universitas PGRI Semarang itu sempat bercerita sering mengikuti kegiatan sosial.

“Dia juga meminta izin sebagian uang sakunya untuk beramal,” ujarnya.

Terkait dugaan bergabung dengan Gafatar, dia mengaku, tidak mengetahui secara pasti. Meskipun demikian, dia mengaku, khawatir anaknya benar-benar bergabung dengan organisasi yang saat ini sering ditayangkan di televisi.

Advertisement

“Awalnya, tidak ada kecurigaan karena untuk mengikuti pertukaran pelajar juga ada tahapan seleksinya dan dirinya dinyatakan lolos seleksi,” ujarnya.

Bahkan, kata dia, putrinya itu justru diberi tambahan uang Rp500.000. Keberangkatannya ke Malaysia, katanya, sejak 17 Oktober 2015 dan dijadwalkan pulang selang satu bulan.

“Dia juga mengabarkan saat kepulangannya ditunda 31 Desember 2015,” ujarnya.

Advertisement

Selama masih bisa berkomunikasi lewat telepon, dia mengaku, sempat membujuknya untuk pulang, setelah itu justru jarang menghubungi. Komunikasi terakhir, kata dia, pada Sabtu (9/1/2016) pukul 13.00 WIB, ketika ayahnya mengirim pesan singkat agar menghubungi ayahnya karena sakit dan diminta menunggui di rumah sakit lantaran kondisinya semakin parah.

Saat itu, kata dia, anaknya sempat menangis dan berjanji segera pulang saat mendengar ayahnya sakit, meskipun ayahnya dalam kondisi sehat.

Akan tetapi, kata dia, pada Sabtu (9/1/2016) pukul 14.00 WIB, nomor teleponnya tidak bisa dihubungi hingga sekarang. Bahkan, kata dia, kontak Blackberry Messenger (BBM) maupun akun facebooknya juga tidak aktif.

Advertisement

Untuk memastikan keberadaannya, kata dia, keluarga sempat menanyakan ke teman kosnya di Semarang, ternyata mengaku hendak ke Nabire untuk mengikuti tes CPNS. Demikian halnya, ketika ditanyakan ke kampus ternyata anak pasangan Sumarni dan Sukono itu tidak aktif kuliah sejak September 2015.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif