News
Kamis, 14 Januari 2016 - 22:40 WIB

KONFLIK TIMUR TENGAH : Pemimpin Al Qaeda Serukan Penyerangan Arab Saudi

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pemimpin Al Qaeda, Al Zawahiri. (Istimewa/Youtube)

Konflik Timur Tengah terus berlanjut. Al Qaeda menyerukan serangan ke Arab Saudi.

Solopos.com, RIYADH – Pemimpin Al Qaeda, Ayman al-Zawahri, menyerukan serangan ke Arab Saudi dan sekutu Barat negara itu sebagai pembalasan atas eksekusi terhadap 43 anggotanya. Kelompok intelijen SITE, Kamis (14/1/2016), mengatakan seruan itu dinyatakan dalam sebuah rekaman audio pada Selasa (12/1/2016).

Advertisement

Ia seperti dikabarkan Reuters, mendorong penggulingan pemerintahan dinasti Al Saud dan mendesak para pengikutnya di tempat lain menyerang pihak Barat yang menjadi sekutu Riyadh. Seperti diketahui, Riyadh mengeksekusi 47 orang pada Sabtu (9/1/2016), di mana 43 diantaranya merupakan militan Al Qaeda.

Mereka dieksekusi karena berperan dalam sejumlah serangan pada 2003 -2006 di Arab Saudi. Ratusan orang, baik penduduk setempat maupun warga asing tewas dalam serangan itu. Sementara empat orang lainnya yang dieksekusi pada hari itu merupakan pengikut Syiah, termasuk Nimr al-Nimr.

Menurut Zawahri eksekusi terhadap Nimr adalah siasat Riyadh untuk memenangkan dukungan di Timur Tengah untuk melawan Iran. “Pembunuhannya [Nimr] merupakan salah satu manifetasi dari persaingan antara Saudi dan Iran untuk penguasaan kawasan,” ujarnya.

Advertisement

Al Qaeda sebelumnya telah mengeluarkan ancaman, Arab Saudi bakal membayar eksekusi anggotanya. Kelompok jaringan Al Qaeda di Yaman dan Afrika Utara dalam sebuah penyataan tertanggal 10 Januari mengatakan Riyadh tak menggubris peringatan mereka untuk tidak melakukan itu. Mereka menilai eksekusi itu hadiah tahun baru Riyadh untuk sekutu Baratnya.

Sementara di lain sisi, eksekusi itu juga membuahkan ketegangan antara Arab Saudi dan Iran yang mayoritas warganya pengikut aliran Syiah. Kedutaan besar Arab Saudi di Taheran diserbu demonstran yang memprotes eksekusi tersebut. Arab Saudi memutuskan hubungan dengan Iran sebagai tanggapan atas serangan itu. Iran menilai Riyadh menggunakan penyerangan kedutaan besarnya di Taheran sebagai dalih untuk meningkatkan ketegangan.

 

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif