Soloraya
Kamis, 14 Januari 2016 - 19:40 WIB

INFRASTRUKTUR SOLO : Ganggu Akses Jembatan Sayangan, Selter Kuliner Laweyan Bakal Dipindah

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi jembatan (Dok)

Infrastruktur Solo, rencana selter kuliner di sekitar jembatan Sayangan akan dipindah.

Solopos.com, SOLO–Rencana pembangunan jembatan Sayangan berdampak pada keberadaan Selter Kuliner Laweyan. Selter yang diresmikan 2014 ini bakal dipindah untuk kelancaran akses jembatan yang menghubungkan Kelurahan Laweyan dan Pajang tersebut.

Advertisement

Pantauan Solopos.com, Jumat (14/1/2016), keberadaan selter yang berada di pinggir Kali Jenes bakal bersinggungan langsung dengan akses jembatan dari wilayah Laweyan. Saat ini selter kuliner diisi empat pedagang yang berjualan kelontong, es jus hingga gado-gado. Di sekitar selter terdapat fasilitas mandi cuci kakus (MCK) umum dan sebuah rumah warga yang rencananya juga bakal direlokasi.

“Perlu penataan untuk kelancaran akses jembatan dari arah Laweyan. Kalau dari Pajang sudah representatif karena ada jalan kampung selebar 7 meter,” ujar Supriyanto, Sekretaris Komisi II DPRD, saat ditemui seusai sidak di lokasi pembangunan jembatan.

Selain memerlancar jalur menuju jembatan dari arah timur dan utara (Jl. Sidoluhur), pemindahan bangunan diklaim mendukung estetika kawasan sebagai sentra batik. Supriyanto menjamin selter kuliner akan direlokasi tak jauh dari lokasinya saat ini.
“Hanya digeser beberapa meter ke timur. Untuk rumah warga, perlu dirembug lagi apakah mau diberi ganti rugi atau dipindah ke lokasi lain,” kata dia.

Advertisement

Menurut politikus Partai Demokrat ini, penataan kawasan sekitar jembatan paling cepat dilakukan dengan dana APBD Perubahan (APBD-P) 2016. Hal itu karena dana pembangunan jembatan senilai Rp2,9 miliar belum termasuk kebutuhan pemindahan selter dan sebagainya. “Nanti akan diusulkan di APBD-P. Rp500 juta kami pikir cukup.”

Supriyanto meyakini proyek jembatan akan menggairahkan sentra batik di Pajang dan Laweyan yang memiliki karakteristik tersendiri. Menurut dia, keberadaan akses penghubung justru akan mencairkan hubungan kedua wilayah yang selama ini cenderung saling membatasi diri. “Jarak geografis maupun sosiokultural akan pupus seiring keberadaan jembatan.”

Kasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Solo, Joko Supriyanto, mengatakan jembatan akan dikonsep parabolik (melengkung) dengan panjang 16 meter dan lebar 6 meter. Menurut Joko, ini kali pertama Pemkot menerapkan konsep parabolik pada jembatan penghubung kawasan. “Harapannya pengguna jalan tidak ngebut karena ini jembatan wisata. Nanti bangunan akan diberi ornamen khas Laweyan dan Pajang,” kata dia.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif