News
Rabu, 13 Januari 2016 - 15:40 WIB

ORANG HILANG SOLO : Siswi SMKN 5 Solo Terduga Anggota Gafatar Sudah Masuk Sekolah, Ini Yang Dilakukan Pihak Sekolah

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Siswa SMK melakukan aksi corat-coret untuk merayakan kelulusan Ujian Nasional 2014 di Jl. M.H. Thamrin, Manahan, Solo, Selasa (20/5/2014). Meskipun dilarang, namun masih kedapatan siswa melakukan aksi corat-coret seragam sekolah dan konvoi kendaraan untuk merayakan kelulusan. (JIBI/Solopos/Ardiansyah Indra Kumala)

Orang hilang Solo, satu orang yang ditemukan polisi di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Krisma Fitri Arta, diketahui sudah masuk sekolah di SMKN 5 Solo.

Solopos.com, SOLO–Salah satu orang yang diduga terlibat Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) dan diamankan Polda DIY di Pangkalan Bun, Krisma Fitri Arta, 17, diketahui sudah masuk sekolah di SMKN 5 Solo, Rabu (13/1/2016) pagi.

Advertisement

Wakil Kepala Bidang Humas atau Hubungan Industri SMKN 5 Solo, Sukidi, membenarkan Krisma yang ikut diamankan Polda DIY saat menemukan dr. Rica Tri Handayani di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, adalah siswa Kelas XI Program Keahlian Rangkaian Perangkat Lunak (RPL) SMKN 5 Solo. Rabu pagi tersebut, Krisma sudah masuk sekolah.

“Siswi tersebut didampingi orang tua karena memang hari ini dijadwalkan pemanggilan orang tua tersebut ke sekolah oleh BP dan Kesiswaan,” ungkap Sukidi ketika ditemui wartawan di SMKN 5 Solo, Rabu.

Sukidi mengakui pemanggilan orang tua Krisma tersebut berkaitan dengan ketidakhadiran Krisma untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah selama beberapa hari terakhir ini. Namun Sukidi mengaku tidak mengetahui berapa hari Krisma tidak masuk sekolah.

Advertisement

“Data lengkapnya ada di BP dan Kesiswaan. Saat ini BP dan Kesiswaan masih memberikan pembinaan dan berkomunikasi dengan Krisma maupun orang tuanya,” terangnya. Terkait pemanggilan orang tua ini dilakukan juga berdasarkan peraturan sekolah.

“Sebab sesuai aturan sekolah, bagi siswa yang tidak hadir atau mengikuti KBM ada prosesnya dan juga sanksi pengurangan nilai,” tambahnya.

Sayangnya, sejumlah wartawan yang hendak mewawancarai siswi tersebut diminta tidak menemui Krisma terlebih dulu dengan alasan untuk menjaga kondisi psikologisnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif