News
Rabu, 13 Januari 2016 - 10:00 WIB

CUACA EKSTREM : Awal La Nina Rawan Longsor, BMKG Minta Masyarakat Waspada

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sebaran ancaman La Nina 2016 di Indonesia (BNPB)

Cuaca ekstrem di Indonesia dipengaruhi La Nino dan El Nino.

Solopos.com, JAKARTA – Masyarakat diimbau mewaspadai bencana longsor di awal La Nina yang diperkirakan terjadi pada September 2016.

Advertisement

“Kita masih terus monitor gejala La Nina, belum tahu kepastiannya akan seperti apa. El Nino diprediksi akan melemah setelah Maret lalu menuju keseimbangan diikuti La Nina, dan dampaknya kemungkinan baru akan terasa di akhir 2016,” kata Kepala Pusat Meteorologi Publikasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Mulyono R. Prabowo di Jakarta, Rabu (13/1/2016).

Menurut dia, BMKG belum dapat mengetahui seperti apa intensitas La Nina akan terjadi, meski pada umumnya akan lebih ringan. Hal yang harus diwaspadai justru untuk daerah dengan topografi curam yang sangat rawan longsor.

Tanah yang pada saat El Nino menjadi sangat kering terkena air di awal La Nina biasanya akan menjadi ringkih dan menimbulkan pecahan-pecahan yang bisa memicu longsor.

Advertisement

BMKG, menurut dia, telah menginformasikan kondisi ini kepada pihak terkait dan bekerja sama dengan Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memetakan lokasi yang rawan atau berisiko longsor tersebut.

Sedangkan La Nina dapat menimbulkan bencana banjir untuk skala perkotaan seperti di Jakarta sangat dipengaruhi dengan intensitas hujan di lokasi tersebut.

“Daerah selatan Jakarta akan lebih banyak turun hujan dan tentu berpengaruh dengan pusat Jakarta,” ujar dia.

Advertisement

Daya serap tanah di perkotaan seperti Jakarta, menurut dia, juga sangat memengaruhi kemungkinan terjadinya banjir, selain juga faktor pemicu alam lainnya seperti pasang air laut yang membuat air dari hulu Jakarta tidak dapat mengalir ke laut.

“Kalau sudah seperti itu pakai pompa air pun tidak berpengaruh,” kata dia. Menurut Mulyono, tidak secara linier hujan yang terjadi saat La Nina nanti langsung dapat mengisi waduk-waduk atau embung yang dibangun.

Bulan Februari hingga Maret, ia mengatakan intensitas hujan diperkirakan akan tinggi, namun setelahnya akan mulai berkurang.

BMKG bersama Kementerian Pertanian, menurut dia, telah membuat kalender tanam dinamik sehingga dapat ditentukan juga kapan dan tanaman apa yang cocok ditanam disesuaikan dengan musim. Informasi tersebut sampai ke petani melalui penyuluh pertanian.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif