Soloraya
Selasa, 12 Januari 2016 - 19:40 WIB

ORANG HILANG BOYOLALI : Pamit Bekerja, Satu Keluarga di Nogosari Diduga Terlibat di Gafatar

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sularto, 54 (kiri) dan Sakimah, 53 warga RT 001 / RW 005 Dukuh Ringinrejo, Desa Ketitang, Nogosari, Boyolali menunjukan foto ketiga anaknya yang diduga terlibat ormas Gafatar, Selasa (12/1/2016). (Muhammad Ismail/JIBI/Solopos)

Orang hilang Boyolali, satu keluarga di Ketitang, Nogosari menghilang dan diduga masuk jaringan Gafatar.

Solopos.com, BOYOLALI–Sularto, 54, warga RT 001 / RW 005 Dukuh Ringinrejo, Desa Ketitang, Nogosari, Boyolali tak kuasa menahan tangis dihadapan wartawan saat memberikan keterangan terkait hilangnya ketiga anaknya yang diduga ikut bergabung dengan organisasi massa (ormas) Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar).  Ketiga anaknya yang hilang itu adalah Eko Purnomo, 30, Bentar Setiarto, 25, dan Krisma Fitri Arta, 17.

Advertisement

Awalnya Sularto tidak percaya ketiga anaknya terlibat ormas Gafatar sehingga tidak melapor ke polisi. Namun, setelah mengetahui pemberitaan di media massa mengenai hilangnya dr. Rica Tri Handayani di Yogyakarta, akhirnya keluarga melaporkan hilangnya anaknya ke Polres Boyolali, Sabtu (9/1/2016) malam.

Mengenakan kaus warna putih dan jaket warna hitam, Sularto berdiam sejak sambil mengusap pipinya yang penuh dengan cucuran air mata. Bapak tiga anak ini sangat terpukul dengan hilangnya ketiga anaknya dalam waktu berdekatan.

Advertisement

Mengenakan kaus warna putih dan jaket warna hitam, Sularto berdiam sejak sambil mengusap pipinya yang penuh dengan cucuran air mata. Bapak tiga anak ini sangat terpukul dengan hilangnya ketiga anaknya dalam waktu berdekatan.

Sularto mengatakan anak keduanya, Bentar, awalnya bekerja sebagai penjaga warnet di Pasar Kaliyoso, Desa Tuban, Gondangrejo, Karanganyar. Anaknya itu berhenti bekerja dan berpindah mencari kerja di Batam Provinsi Kepulauan Riau berangkat pada akhir Desember lalu.

Kemudian anak pertamanya, Eko Purnomo bekerja sebagai asisten dosen (asdos) Teknik Elektro di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Istrinya adalah Very Orinanda, 30,  bidan asal Lampung dan anaknya Radinka, 1,6 tahun. Mereka semua tingal di Sleman, Yogyakarta.

Advertisement

Kedua anaknya Eko dan Bentar, kata dia, tidak bisa dihubungi setelah berpamitan bekerja di Batam dan Kalteng sampai sekarang. Ia mengaku masih tidak manyadari kalau anaknya ikut terlibat ormas Gafatar. Kekhawatiran keluarga berlanjut setelah anak ketiganya, Krisma masih duduk di bangku sekolah SMKN 5 Solo, kelas XI tidak pulang ke rumah setelah berpamitan mendaki di Gunung Semeru, Jatim sejak tanggal 29 Desember 2015.

“Dia [Krisma] pergi ke Gunung Semeru untuk merayakan malam pergantian tahun. Saya menunggu anak saya pulang ke rumah tetapi tidak pulang-pulang sampai sekarang. Padahal tanggal 4 Januari sudah masuk sekolah,” kata dia.

Ia mengaku kaget setelah mengetahui dari media massa, anak pertamanya Eko dan Krisma ditemukan bersama dr Rica di Bandara Iskandar, Pasir Panjang, Pangkalan Bun, Senin (12/1/2016). Sementara anak keduanya Bentar sampai sekarang belum diketahui keberadaannya.

Advertisement

“Sebelum menghilang dia [Krisma] berperilaku tidak seperti biasanya, seperti sering mengajak salat. Selain itu tekun mendalami ilmu agama,” ujar dia.

Ia menambahkan istri Eko, Very diketahui masih sepupunya dr. Rica sehingga kuat dugaan ketiga anaknya diajak bergabung Gafatar oleh mereka.

Terpisah, Kapolres Boyolali, AKBP Budi Sartono, mengatakan kasus tiga warga Boyolali yang diduga terlibat Gafatar ditangani langsung Polda DIY. Ia memastikan di Boyolali tidak ada ormas Gafatar.

Advertisement

“Hari ini [Selasa] anggota saya mengantarkan keluarga yang diduga terlibat Gafatar ke Polda DIY untuk dipertemukan dengan anaknya. Kami akan berkoordinasi dengan Kodim 0724 Boyolali untuk memantau wilayah agar ormas itu tidak masuk Boyolali,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif