SOLOPOS.COM - Tokoh Golkar tanggapi Munas Jakarta, Minggu (7/12/2014). (JIBI/Solopos/Antara/Wahyu Putro A.)
Konflik internal Partai Golkar belum juga menemukan titik temu meskipun Ical dan Agung Laksono telah dipanggil Presiden ke Istana.
Solopos.com, JAKARTA — Pimpinan Partai Golkar versi Munas Ancol, Agung Laksono, menyesalkan pelantikan Ade Komaruddin sebagai Ketua DPR yang dianggap dilaksanakan secara terburu-buru.
Ditemui di Istana Merdeka, Agung Laksono mengatakan pihaknya menyesalkan proses pelantikan Ade Komaruddin yang terkesan terburu-buru. Pasalnya, masih ada persoalan di internal Partai Golkar dalam proses pencalonan Ketua DPR.
“Kenapa sih kok terburu-buru, tidak mendengarkan. Seolah-olah tidak mendengarkan aspirasi dari partai yang juga menjadi bagian dari parlemen,” katanya di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (11/1/2016).
Seperti diketahui, Ade Komaruddin dilantik menjadi Ketua DPR dalam rapat paripuna DPR. Pelantikan tersebut dilakukan di tengah-tengah protes dan interupsi dari sejumlah anggota DPR yang hadir saat itu.
Protes terhadap pelantikan Ade dilakukan karena saat ini Partai Golkar dianggap tidak memiliki kepengurusan yang sah. Apalagi, kubu Agung Laksono juga mengajukan Agus Gumiwang Kartasasmita sebagai Ketua DPR.
Langkah tersebut juga membuat Agung mempertanyakan kapasitas DPR dalam melaksanakan aspirasi rakyat karena tidak mampu mendengarkan aspirasi dari partai politik. Proses pelantikan itu juga ditudingnya tidak adil karena DPR seharusnya mengembalikan proses pencalonan Ketua DPR kepada partai.
“Cara itu tidak fair, seharusnya dikembalikan dulu ke partai, untuk kemudian diselesaikan secara internal. Jangan buru-buru lah,” ujarnya. Agung juga menyebutkan pemilihan Ketua DPR tidak dapat dilakukan dengan cara yang sama dalam menjalankan kartel.