Angkringan
Minggu, 10 Januari 2016 - 19:48 WIB

Bersiap Hadapi yang Tetap Pahit

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ahmad Djauhar

Noyo hanya dapat termangu-mangu dalam sunyi ketika langit senja mulai mengelabu dan kedua sobat kentalnya, Suto dan Dadap, belum juga menampakkan batang hidung mereka. Keduanya bukan cuma sahabat, melainkan sudah menjadi soulmate bagi pria yang seksi alias sudah berusia seket siji (51 tahun) tersebut.

“Ngalamun apa, Mas Noyo,” ujar sebuah suara ditambah cablekan lembut di pundak belakangnya yang dirasakannya sekonyong-konyong itu.

Advertisement

“Wah, kemunculanmu kok mak jegagik ta, Dap.. Sampe kaget aku.. Sini..sini.. Duduk sini.. Sudah setahun ya kita ndhak ketemu,” kata Noyo sambil berupaya menyembunyikan kekagetannya.

“Iya ya, sudah setahun. Meskipun itu bukan berarti 365 hari kan, wong Desember lalu saja kita masih ketemuan di angkringan Pakdhe Harjo ini.. Tapi karena tahunnya sudah ganti, jadinya ya bener.. setahun ya kita ndhak ketemu,” tutur Dadap sambil nyengenges dan lalu mencomot tahu susur, tak lupa ngrakub cabe klethusan.

Advertisement

“Iya ya, sudah setahun. Meskipun itu bukan berarti 365 hari kan, wong Desember lalu saja kita masih ketemuan di angkringan Pakdhe Harjo ini.. Tapi karena tahunnya sudah ganti, jadinya ya bener.. setahun ya kita ndhak ketemu,” tutur Dadap sambil nyengenges dan lalu mencomot tahu susur, tak lupa ngrakub cabe klethusan.

“Selamat tahun baru ya Yo, Dap.. Sudah lama kalian di sini,” bunyi satu suara yang sangat mereka kenali pemiliknya, Suto.

“Wah, Kang Suto.. Selamat tembaru juga, Kang.. Katanya, bisnis sampeyan tetap berkibar ya tahun lalu, di saat para pesaing sampeyan bertumbangan,” balas Dadap sambil menyambut rekan seniornya itu.

Advertisement

“Beliau ini sudah sampai tataran sufi lho, Dap.. Karena fokus untuk menggarap proyek yang benar-benar bersih, tidak ada unsur gharar atau ketidakjelasan, ya ternyata berhasil memperoleh hasil seperti yang diinginkannya.. Ini sebenarnya hal yang logis kok, menyangkut kedisiplinan untuk mematuhi aturan.. Dan lebih penting lagi, Kang Suto menjaga agar kontrak yang halal saja yang dikerjakan,” papar Noyo.

“Eyalaah, Mas Noyo.. Hari gini, boro-boro cari yang halal.. Cari yang haram saja susah, banyak temen saya yang sudah pontang-panting cari proyek, termasuk nyogok sana nyogok sini, tetep aja jeblog usahanya,” sergah Dadap.

“Nah itu dia.. Jangan gunakan jargon ‘cari yang haram saja susah’.. Kalau niatannya memang tidak lurus, gimana mau memperoleh pertolongan dari Yang Maha Pemberi.. Gusti Allah ora sare, demikian petuah yang sering disampaikan oleh para pinisepuh kita. Kalau kita sungguh-sungguh berupaya untuk di jalan yang benar, saya yakin Gusti Allah akan memberikan jalan kok, Dap,” balas Noyo dengan nada menguat.

Advertisement

“Apa yang dikatakan Noyo betul Dap.. Dulu, waktu saya masih awal-awal main proyek dan belum begitu memahami soal ajaran agama, saya juga berpandangan seperti itu, bahwa menyuap atau menyogok pejabat, baik di pemerintahan maupun swasta, untuk memperoleh proyek merupakan bagian tak terpisahkan dari bisnis itu sendiri.

Nyatanya, yang saya peroleh bukannya untung, tapi buntung.. Hingga suatu hari, saya mendengarkan ceramah dari seorang ustadz bahwa kalau kita memang ingin benar-benar berharap keberkahan, jalan yang harus ditempuh pun harus benar-benar yang bersih,” papar Suto menceritakan pengalaman hidupnya.

“Lha tapi, soal suap, sogok, ataupun komisi kan tidak bisa dipisahkan dari praktik perproyekan di mana pun, Kang Suto.. Kata teman-teman saya yang juga main proyek, kalau ada sebuah pekerjaan fisik membangun sekolahan, misalnya, memang sengaja digelembungkan sehingga nanti dengan nilai proyek yang sudah terpangkas untuk komisi pejabat dan sebagainya hingga 50% pun masih tetap dapat terwujud,” kata Dadap memberikan contoh.

Advertisement

“Terwujud, memang Dap.. Tapi ya seperti kita lihat di berbagai pemberitaan, banyak sekali bangunan sekolahan yang ambruk atau rontok meskipun baru digunakan beberapa tahun.. Bandingkan dengan bangunan sekolah yanh dibangun zaman Belanda, banyak yang masih berdiri dengan kokoh hingga sekarang, meskipun praktik komisi-komisian proyek juga ada di zaman itu, tapi tidak separah sekarang,” timpal Noyo bersemangat.

“Bagaimana caranya menghindar dari jebakan komisi dan sogok agar proyek yang sampeyan garap tetap optimal, Kang Suto.. Sehingga, hasil yang sampeyan peroleh benar-benar halal tadi,” tutur Dadap bernada menyelidik.

“Kalau saya, ya saklek saja Dap. Saya hanya mau menggarap proyek yang nilainya final, tidak mau disuruh motong lagi sehingga membahayakan kualitas proyek itu sendiri. Kalau pun mereka minta ini dan itu, saya kasih ala kadarnya sebagai hadiah dan itu saya ambilkan dari laba yang menjadi bagian saya.

Kalau tidak mau dengan kompromi yang saya ajukan, saya tidak akan menggarap proyek tersebut.. Awalnya ya memang berat, beberapa tahun saya jarang memperoleh proyek. Tapi saya bertahan dan berusaha tawakkal, semeleh dan tunduk terhadap ketetapan Allah. Nyatanya, lama kelamaan orang lebih percaya saya dengan aturan main yang saya ajukan,” papar Suto tanpa bermaksud takabur.

“Wah, ternyata kalau kita konsisten dengan sikap tegas seperti itu bisa juga ya, Kang.. Jadi, teman-teman saya yang juga pada main proyek itu berarti tidak teguh, ndhak kuat mental untuk menolak permintaan yangpada akhirnya mengorbankan proyek yang ditanganinya ya.. Kenapa mereka begitu rapuh ya,” ujar Dadap seolah berkata pada diri sendiri.

“Tapi ya itu tadi, Dap.. Selain bisa tegas dan konsisten, juga harus tetap memohon perlindungan dan bantuan kepada Gusti Allah.. Ini yang sering dilupakan oleh banyak orang akhir-akhir ini.. Mereka terlalu berfikir materialistis dan sebab-akibat.. Bahkan tak jarang yang bersikap jumawa, bahwa keberhasilan itu diraihnya semata-mata karena kepintarannya atau kehebatan dirinya.. Itu salah besar. Tanpa pertolongan Tuhan, bisa apa sih kita ini,” ucap Noyo dengan mada makin lirih.

“Tantangan hidup dari tahun ke tahun semakin berat lho.. Termasuk menghadapi tahun 2016 yang diperkirakan tetap berat dari disi perekonomian bangsa kita.. Kalo kita bersikap sok-sokan, apalagi terlalu bersikap duniawi, saya yakin akan sangat berat menjalaninya. Tapi kalau kita mupus, bahwa kita sudah berikhtiar tapi hasilnya kita serahkan kepada Gusti Allah yang pasti mengetahui apa yang terbaik bagi kita.. wooh, hidup ini terasa ringan untuk dijalani, Dap.. Bener apa yang simbah-simbah katakan dulu, urip ora usah ngaya. Rezeki wis ana sing ngatur,” ucap Suto yang ditanggapi dengan manggut-manggut oleh Dadap.

Malam semakin kelam dan pikiran ketiga sahabat kian nglangut, sambil menyadari betapa kecil diri mereka dan betapa besar beban hidup yang menghadang.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif