Soloraya
Sabtu, 9 Januari 2016 - 20:30 WIB

KEBIJAKAN KARANGANYAR : Bupati Karanganyar Seriusi Gerakan Friday No Smoking

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi larangan merokok

Kebijakan Karanganyar, gerakan tidak merokok pada Jumat akan terus digalakkan.

Solopos.com, KARANGANYAR–Bupati Karanganyar, Juliyatmono mengaku mampu menjalankan gerakan Jumat Sehat dan Friday No Smoking dengan tidak merokok selama 24 jam, Jumat (8/1/2016) lalu.

Advertisement

Menurut dia, dirinya berkomitmen untuk menjalankan gerakan tersebut seoptimal mungkin. Pemkab segera memasang media sosialisasi dan informasi di tempat-tempat strategis.
Pernyataan tersebut disampaikan orang nomor satu di Karanganyar, saat dihubungi Solopos.com, melalui ponsel, Sabtu (9/1/2016).

“Banner sosialisasi segera kami buat dan pasang di beberapa tempat,” kata dia.

Yuli, panggilan akrab dia, mengakuai gerakan Jumat Sehat dan Tidak Merokok pada Hari Jumat masih perlu banyak pembenahan. Salah satunya sosialisasi ke tengah-tengah masyarakat.
Kendati tak ada sanksi bagi pelanggar, gerakan tersebut diharapkan mampu memberikan ruang lebih luas bagi masyarakat yang tidak merokok saat berada di tempat umum atau ruang publik.

Advertisement

Berdasarkan pantauan sementara di beberapa instansi pemerintah, aktivitas merokok para pegawai jauh berkurang. Yuli mengapresiasi positif komitmen para penyelenggara pemerintahan itu.

Pernyataan senada disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) Karanganyar, Samsi. Menurut dia Pemkab tengah ancang-ancang membuat dan memasang media sosialisasi gerakan tersebut.
Media sosialisasi dan pemberitahuan tersebut akan dipasang di kantor-kantor pemerintahan, seperti Setda. Selain itu sosialisasi akan dilakukan di institusi-institusi pendidikan formal.

“Ya saat ini memang belum ada media sosialisasi gerakan ini. Tapi kalau memang dibutuhkan untuk optimalisasi, kami segera buat dan pasang media informasi di beberapa tempat,” ujar Samsi.

Advertisement

Terpisah, Ketua DPRD Karanganyar, Sumanto, menilai faktor keteladanan dan sosialisasi menjadi kunci penting keberhasilan program. Bupati dan PNS diminta menjadi teladan yang baik.

“Kalau Bupati dan PNS-nya sudah tidak bisa menjalankan gerakan yang diluncurkan sendiri, bagaimana mungkin masyarakat akan mengikuti dan menaati imbauan tersebut,” tutur dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif