Soloraya
Jumat, 8 Januari 2016 - 16:40 WIB

RUANG PUBLIK SOLO : Taman Balekambang Berubah, DPRD Solo Kritik Pemkot Solo

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Suasana kolam air sisi barat yang sedang dalam proses renovasi di kompleks Taman Balekambang Solo, Kamis (7/1/2016). Menurut rencana kolam air tersebut akan digunakan sebagai tempat pemandian untuk menunjang sarana dan kelengkapan wahana permainan yang diharapkan dapat meningkatkan minat wisatawan untuk berkunjung. (Ivanovic Aldino/JIBI/Solopos)

Ruang publik Solo, pengembangan Taman Balekambang dinilai jauh dari unsur konservasi flora dan fauna.

Solopos.com, SOLO–DPRD Solo mengkritik pengembangan Taman Balekambang yang semakin menjauh dari unsur konservasi flora dan fauna. Hal itu menyusul rencana pembangunan mini waterboom di taman peninggalan Mangkunegara VII tersebut.

Advertisement

Anggota Komisi II DPRD, Ginda Ferachtriawan, menilai pengelola Taman Balekambang perlu memprioritaskan penghijauan dan langkah konservasi lain alih-alih menambah wahana permainan. Menurut Ginda, kondisi Balekambang saat ini jauh menurun dari segi lahan hijau lantaran menjamurnya event dan wahana bermain.

Pantauan Solopos.com, ada sejumlah titik lahan yang mulai tandus seperti di sekitar gapura, Kolam Partinah hingga pintu masuk sisi utara. “Maintenance Balekambang tidak begitu bagus semenjak banyak event yang digelar di sana. Jangan sampai keberadaan waterboom justru semakin menafikan roh Balekambang sebagai wahana konservasi di tengah kota,” ujarnya saat ditemui Solopos.com di Gedung DPRD, Jumat (8/1/2015).

Ginda melihat Taman Balekambang saat ini seolah dieksploitasi untuk mengejar target pendapatan asli daerah (PAD). Kalau pun perlu membangun fasilitas penunjang, politikus PDI Perjuangan (PDIP) ini mendorong penambahan wahana tersebut melalui konsep matang, tak sekadar ikut-ikutan.

Advertisement

Menurut Ginda, waterboom sudah banyak dimiliki objek wisata lain di Solo dan sekitarnya. “Taman di Bandung dan Bogor juga sudah mengaplikasi konsep seperti itu (taman dengan kolam air). Masyarakat dan wisatawan butuh inovasi baru,” kata dia.

Sementara itu, Sekretaris Komisi II DPRD, Supriyanto, menagih komitmen UPTD Balekambang yang berencana fokus membenahi lahan hijau sepanjang tahun lalu. Dia melihat upaya pengelola belum maksimal merujuk sejumlah tanaman di lahan hijau yang mati. “Sekarang malah mau menambah wahana bermain. Tanggung jawab konservasi Balekambang seperti apa?,” papqr dia.

Dia menilai pembangunan waterboom lebih tepat dilakukan di Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) yang mengusung konsep edukasi dan rekreasi. Politikus Partai Demokrat ini mendorong Balekambang tak menafikan pengembangan lahan hijau dengan alasan pemenuhan PAD.

Advertisement

“Pengelola bisa menambah flora dan fauna yang langka supaya pengunjung tertarik. Kembalikan Balekambang seperti fungsi awalnya sebagai paru-paru kota,” papar dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif