Jogja
Kamis, 7 Januari 2016 - 10:21 WIB

MITIGASI BENCANA : Material Erupsi Merapi Masih 25 Juta Meter Kubik, Hati-hati Banjir Lahar!

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - IIustrasi Lahar hujan Merapi (/JIBI/Solopos/Antara)

Mitigasi bencana dipersiapkan lebih matang pada musim hujan.

Harianjogja.com, SLEMAN- Jumlah material erupsi Gunung Merapi diperkirakan masih sekitar 20-25 juta meter kubik. Untuk mengantisipasi datangnya bencana banjir lahar, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman telah memetakan titik rawan bencana.

Advertisement

Kepala BPBD Sleman Juli Setiono Dwi Wasito menyebut, terdapat 76 dusun yang masuk peta rawan bencana banjir lahar. Dusun-dusun tersebut berada di sepanjang sungai yang berhulu di Gunung Merapi. Seperti Sungai Boyong, Gendol, Opak dan Code.

Sungai Boyong yang rawan banjir lahar hujan meliputi wilayah Kecamatan Pakem, sebagian Turi, Ngaglik, Mlati dan Depok. Sungai Gendol dan Opak rawan di Kecamatan Cangkringn, Ngemplak, Kalasan dan Prambanan.

“Meskipun beberapa hari ini cuaca terasa panas, tapi kami berharap masyarakat tidak terlena. Terutama warga yang tinggal di bantaran sungai  berhulu Gunung Merapi,” kata Juli mengingatkan, Senin (4/1/2016).

Advertisement

Dijelaskan dia, puncak musim hujan diperkirakan terjadi pada pertengahan Januari hingga Februari 2016. Untuk itu, semua pihak dituntut untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan bencana datang. BPBD Sleman sendiri tetap siaga mengantisipasi datangnya bencana, termasuk banjir lahar hujan.

“Meskipun ada sekitar 25 juta kubik material Merapi, namun kami belum bisa memastikan apakah material itu dapat turun atau tidak. Sebab, dibutuhkan curah hujan dengan intensitas tinggi,” katanya.

Selama Desember kemarin, belum ada kasus atau kejadian banjir lahar hujan karena intensitas hujannya masih rendah. BPBD terus melakukan pemantauan kondisi sungai bersama relawan maupun pantauan dari kamera CCTV. “Kami selalu berkoordinasi dengan BPTKG [Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian],” imbuhnya.

Advertisement

Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informartika (Dishubkominfo) Sleman Agoes Susilo Endiarto mengatakan telah memasang lampu sorot di 20 titik di sungai berhulu di Gunung Merapi. Selain itu, pihaknya memberikan layanan SMS gateway yang berisi informasi penting terkait potensi bencana bagi internal di lingkup instansi Pemkab Sleman. Hal itu dilakukan untuk memudahkan koordinasi dan penanganan bencana.

“Kami memasangan lampu sorot di dekat jembatan yang rawan banjir. Pemasangan lampu sorot ini untuk memudahkan pemantauan ketinggian air sungai dan potensi banjir,” kata Agoes.

Terpisah, Koordinator Stasiun Klimatologi Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jogja Joko Budiono menjelaskan selama beberapa hari terkahir jumlah curah hujan yang turun sebesar 13 milimeter. Saat puncak hujan (Januari-Februari) diprediksi curah hujan berkisar 150 sampai 400 milimeter.

“Hujan selama ini tidak merata dan durasinya tidak terlalu lama. Ini akibat perubahan pola angin. Untuk wilayah Sleman Utara potensi hujan lebih banyak karena dataran tinggi,” papar Joko.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif