News
Kamis, 7 Januari 2016 - 15:10 WIB

GEMBOK CINTA MALANG : Pemkot Bangun Gembok Cinta, MUI: Tak Ada Manfaatnya

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gembok Cinta Malang. (Instagram.com)

Gembok cinta Malang dianggap tidak pantas oleh MUI.

Solopos.com, MALANG – Monumen gembok cinta mirip di jembatan Pont Des Invalides Prancis kini juga hadir di Kota Malang, Jawa Timur. Tetapi Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengkritik monumen tersebut.

Advertisement

Seperti di Prancis sana, muda mudi di Malang kini juga dapat mengucap janji sehidup semati sambil mencantolkan gembok cinta. Bedanya, lokasinya bukan di jembatan, melainkan pada sebuah teralis putih di sebuah taman dekat Jalan Veteran, Malang.

Berdasarkan penelusuran Solopos.com di sosial media Instagram, Rabu (6/1/2016), tampak sejumlah gembok sudah terpasang pada monumen bertuliskan Ngalam I’m in Love itu.

Bahkan sejak dipasang oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Malang beberapa hari lalu, monumen gembok cinta itu langsung ramai diserbu warga untuk berfoto selfie.

Advertisement

”Di sini bisa naruh gembok cinta loh kayak di Korea Korea gitu. Jangan baper, i’m in love Ngalam,” tulis @Yuliasrisaragih bersama foto yang ia unggah ke Instagram.

Yang di Malang jangan lupa foto di sini. Lagi hits wkwkwk #gembokcintamalang #gembokcinta,” tulis @Ulfawaek.

Kendati disambut hangat oleh kalangan remaja, kehadiran monumen gembok cinta justru mendapat kritik dari MUI Malang. Dikatakan pembangunan monumen tersebut malah memfasilitasi perbuatan yang dapat berujung maksiat.

Advertisement

”Pembangunan itu tak ada manfaatnya, pemerintah justru memfasilitasi budaya yang tak sesuai dengan adat.Jika memang tujuannya tidak jelas, lebih baik ditinjau lagi,” ungkap Ketua MUI Malang, KH Baidlowi Muslich dikutip dari laman Liputan6.

Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Malang, M Anton mengaku tidak setuju jika monumen gembok cinta yang dibangun oleh DKP itu disebut sebagai fasilitas muda-mudi untuk menjalin asmara.

”Tujuan sebenarnya adalah sebagai upaya sadar terhadap cinta lingkungan Kota Malang. Saya sendiri kaget saat itu disebut sebagai taman cinta,” papar Anton.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif