Jogja
Rabu, 6 Januari 2016 - 16:21 WIB

WISATA KULONPROGO : "Booming" Tempat Wisata di Pegunungan Menoreh, Bagaimana Keamanan dan Keselamatan Pengunjung?

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - -Para pengunjung menikmati wisata alam Grojogan Sewu di Dusun Beteng, Desa Jatimulyo, Kecamatan Girimulyo, Kulonprogo. (Rima Sekarani I.N/JIBI/Harian Jogja)

Wisata Kulonprogo mengalami booming objek di Pegunungan Menoreh

Harianjogja.com, KULONPROGO- Kepolisian Sektor Girimulyo Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta, membina Kelompok Sadar Wisata Girimulyo dengan penyuluhan tentang keamanan dan keselamatan pengunjung objek wisata.

Advertisement

“Penyuluhan ini sebagai salah satu upaya menjaga keselamatan dan memberi keamanan,” kata Kapolsek Girimulyo AKP Fahkrurodin di Kulonprogo, Selasa (5/1/2016).

Ia mengatakan di Kecamatan Girimulyo sedang berkembang berbagai objek wisata yang berbasis alam, seni dan budaya serta adat istiadat masyarakat. Untuk itu, perlu adanya pemahaman bersama tentang arti keselamatan, keamanan dan kenyamanan kepada wisatawan.

Advertisement

Ia mengatakan di Kecamatan Girimulyo sedang berkembang berbagai objek wisata yang berbasis alam, seni dan budaya serta adat istiadat masyarakat. Untuk itu, perlu adanya pemahaman bersama tentang arti keselamatan, keamanan dan kenyamanan kepada wisatawan.

“Partisipasi masyarakat merupakan suatu keharusan atau prasyarat dalam pembangunan pariwisata yang berkalanjutan. Untuk itu, perlu upaya dalam mendorong partisipasi masyarakat dengan meningkatkan pemahaman pariwisata melalui kegiatan penyuluhan pariwisata,” katanya.

Menurut dia, dengan memberikan penyuluhan tentang sadar wisata secara berkelanjutan diharapkan seluruh lapisan masyarakat mampu memahami dan menerapkan nilai-nilai dan tujuan sadar wisata.

Advertisement

Kasi Objek Wisata dan Sarana-prasarana Disbudparpora Kulonprogo Kuat Tri Utama untuk menyambut MEA, pelaku wisata harus memiliki sertifikat kompetensi yang standar.

“Kami mengupayakan kelompok sadar wisata [pokdarwis] harus berbadan hukum dan pelaku wisata harus memiliki sertifikat kompetensi. Rencananya, kami akan melalukan uji kompetensi pada pelaku wisata dalam waktu dekat,” kata Kuat.

Ke depan, kata Kuat, pengelola wisata harus disertifikasi. Masyarakat yang bekerja di sektor pariwisata harus memiliki sertifikat kompetensi, sehingga diharapkan pelayanan kepada wisatawan memiliki standarisasi yang jelas.

Advertisement

Ia mencontohkan pemandu wisata yang harus bersertifikat adalah pemandu arum jeram, rafting, dan susur gua.

“Pelaku wisata yang bersetifikasi, diutamakan untuk pengelola wisata yang berisiko. Sehingga, kalau ada kecelakaan, mereka tahu standar operasional pelayanan yang harus dilakukan,” kata Kuat.

Selain itu, kata Kuat, pokdarwis juga harus berbadan hukum dan melakukan penguatan kelembagaan.

Advertisement

“Kami mendorong pokdarwis berbadan hukum, tergabung dalam koperasi atau BUMDes. Kalau objek wisata dikelola oleh swasta, kami mendorong mereka memiliki CV,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif