News
Rabu, 6 Januari 2016 - 15:00 WIB

LION AIR DELAY : Akhirnya, Lion Air Kantongi Sertifikat Delay Management

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Calon penumpang Lion Air telantar di Bandara Soetta, Jumat (20/2/2015). (Rahmatullah/JIBI/Bisnis)

Lion Air delay sempat membuat maskapai ini jadi sorotan berkali-kali. Kini, Lion Air mengantongi sertifikat delay management.

Solopos.com, JAKARTA — Para penumpang pesawat Lion Air seharusnya tak lagi khawatir menghadapi delay atau keterlambatan jadwal. Maskapai Lion Air resmi mengantongi sertifikat ISO 9001:2015 untuk manajemen keterlambatan penerbangan atau delay, setelah menjalani audit oleh lembaga sertifikasi terakreditasi, PT SQS Indonesia.

Advertisement

Direktur Umum Lion Air, Edward Sirait, mengatakan sertifikasi tersebut merupakan upaya Lion Air untuk memperbaiki dan menjamin kualitas pelayanan terhadap penumpang, khususnya pelayanan saat terjadinya keterlambatan penerbangan.

“Dengan mendapatkan ini [sertifikat ISO], tentu kami yakin dan berharap dapat memberikan pelayanan yang lebih baik dalam menanggulangi keterlambatan jika terjadi,” ujarnya dalam siaran pers di Jakarta, Rabu (6/1/2016).

Edward Sirait menjelaskan sertifikat ISO 9001:2015 merupakan sebuah aturan standar internasional mengenai penanganan keterlambatan penerbangan atau delay. Adapun, aturan tersebut juga mengacu pada Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) No. 89/2015.

Advertisement

Dia menambahkan setidaknya dua hal yang menjadi perhatian dari sertifikat ISO tersebut. Di antaranya adalah konsistensi penanganan keterlambatan penerbangan secara baik, dan tercapainya kepuasan pelanggan di level tinggi. “Kami akan terus berusaha untuk meningkatkan kualitas dalam pelayanan dari segi keselamatan, keamanan, dan kenyamanan untuk menjadi lebih baik demi kepuasan pelanggan kedepannya,” tuturnya.

Sebelumnya, Lion Air menjadi sorotan akibat masalah delay, khususnya saat pesawat Lion Air JT898 rute Jakarta-Makassar mengalami delay enam jam pada Sabtu (21/11/2015). Terkait kasus ini, pengamat penerbangan UGM, Arista Atmadjati, menilai delay yang berulang-ulang tersebut mencerminkan buruknya perencanaan logistik pesawat dari manajemen Lion Air.

“Lion air kan posisinya market leader, market share dia sudah sampai 50% sehingga bisa dikatakan tingkat frekuensi atau trafik itu sangat tinggi. Cuman sepertinya, Lion Air justru keteteran dalam pengaturannya,” tuturnya kepada Bisnis/JIBI, Minggu (22/11/2015).

Advertisement

Arista menilai Lion Air seharusnya sudah memiliki rencana mitigasi yang baik terhadap potensi-potensi yang menyebabkan gangguan penerbangan. Dengan demikian, penumpang tidak lagi dikorbankan dengan delay berjam-jam.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif