News
Rabu, 6 Januari 2016 - 03:10 WIB

KONFLIK TIMUR TENGAH : Hadap Presiden, MUI Minta Indonesia Jadi Penengah Saudi-Iran

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Presiden Jokowi didampingi Mensesneg dan Menag bertemu Pengurus MUI di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (5/1/2015). (Setkab.go.id)

Konflik Timur Tengah semakin memanas. MUI mendesak pemerintah Indonesia menjadi penengah konflik dua negara tersebut.

Solopos.com, JAKARTA – Pengurus Pusat Majelis Ulama Indonesia (MUI) menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi penengah konflik yang terjadi antara Saudi dengan Iran.

Advertisement

“Indonesia sebagai negara yang mayoritas muslim dan negara yang memiliki peran yang cukup strategis, (bisa) mengambil peran dalam mendamaikan konflik Arab Saudi dan Iran yang baru saja terjadi”, kata Ketua Umum MUI Ma’ruf Amin kepada wartawan usai bersama jajaran pengurus MUI diterima oleh Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (5/1/2016) siang.

Menurut KH. Ma’ruf, Presiden Jokowi menyadari permasalahan konflik Timur Tengah kali ini sangat pelik karena di dalamnya ada konflik akidah, politik, ekonomi, dan masalah lainnya serta negara-negara lain yang terlibat. Namun, diakuinya Indonesia memiliki potensi untuk meredakan konflik tersebut dan menjadi mediator (penengah) karena posisi Indonesia yang netral.

“Indonesia sudah memainkan perannya dan mudah-mudahan akan berhasil,” kata Ketua Umum MUI itu.

Advertisement

Menanggapi usulan yang diajukan Ketua Umum MUI mengenai perlunya diselenggarakan konferensi internasional untuk menengahi konflik antara Arab Saudi dan Timur Tengah, Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin yang mendampingi Presiden Jokowi saat menerima pengurus MUI, menilai usulan tersebut merupakan salah satu cara untuk meredakan konflik yang ada.

Lukman meyakinkan, pemerintah berupaya melakukan mediasi dengan negara-negara Islam lainnya untuk melakukan sebuah konferensi.

“Ya itu salah satu upaya sebagai salah satu bentuk ikhtiar bagaimana untuk mendekatkan kedua negara ini dengan, semacam membentuk konferensi atau pertemuan. Tidak hanya antar dua negara tetapi melibatkan negara-negara lain untuk mencari solusi konkret yang bisa dilakukan dalam waktu dekat ini. Presiden tidak menjelaskan lebih jauh, hanya menyatakan hal itu saja”, kata Lukman saat menjawab pertanyaan wartawan di kantor Presiden Jakarta, Selasa (5/1/2016) siang seusai pertemuan tersebut.

Advertisement

Menteri Agama juga bisa memahami besarnya harapan agar pemerintah bisa lebih aktif dalam ikut mendamaikan konflik antara Saudi Arabia dan Iran, karena Indonesia memiliki sejarah sebagai negara yang aktif menggerakkan Gerakan Non Blok.

“Presiden menyambut baik jika aspirasi yang ada bahwa memang konflik ini harus diredakan dan Indonesia harus melakukan upaya perdamaian. Untuk itulah, Presiden terus melakukan komunikasi dengan para kepala negara di Timur Tengah,” terang Lukman seperti dilansir Setkab.go.id, Selasa (5/1/2016).

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif