Jogja
Senin, 4 Januari 2016 - 01:40 WIB

Objek Wisata di DIY Bisa Ditinggalkan Wisatawan

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jalanan macet dan mengular membuat dunia pariwisata di Jogja harus siap-siap ditinggalkan pengunjung.

 

Advertisement

Sejumlah pemandu saat mengatur wisatawan yang akan menyusuri Gua Pindul, Sabtu (2/1/2016). (David Kurniawan/JIBI/Harian Jogja)

Harianjogja.com, SLEMAN – Liburan akhir tahun di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menunjukkan ketidaksiapan sejumlah pihak. Jalanan macet dan mengular membuat dunia pariwisata di Jogja siap-siap ditinggalkan pengunjung.

Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarukmo (Stipram), Suhendroyono mengkritisi tentang macetnya Jogja saat liburan Natal dan Tahun Baru 2016. Sejumlah jalanan macet hingga mengular.

Advertisement

“Wisata di Jogja bisa ditinggalkan kalau tidak digarap serius. Macet terjadi dimana-mana, misalnya Malioboro, Keraton Jogja dan Pantai Parangtritis. Lama-lama wisatawan tidak mau ke Jogja karena sehari hanya bisa satu destinasi wisata saja,” jelas Suhendroyono saat dihubungi Harian Jogja, Minggu (3/1/2016).

Di sisi lain, Suhendroyono mengatakan jika Jogja perlu mengembangkan ikon destinasi wisata baru. Jangan hanya berkutat pada Malioboro, Prambaran, dan Parangtritis. Pengembangan desa wisata yang sudah digarap harus dikembangkan berkelanjutan.

“Saya melihat tahun baru kemarin ada beberapa destinasi wisata yang tidak ada pengunjungnya, misalnya XT Square. Seolah-olah semua wisatawan diminta datang ke Malioboro dan Tugu semua. Harusnya digelar acara di juga di XT Square untuk mengundang wisatawan, jangan semua difokuskan di pusat kota,” jelas Suhendroyono.

Advertisement

Suhendroyono berpesan agar pemerataan pembangunan destinasi wisata baru di DIY terus dikembangkan. Seperti yang mulai muncul di Kabupaten Gunungkidul yang kini mulai ramai dengan wisata lautnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif