Sport
Senin, 4 Januari 2016 - 10:00 WIB

KEJURKOT BULU TANGKIS : Sempat Absen Setahun, PBSI Solo Agendakan Dua Kejurkot

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Baihaqi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Turnamen bulutangkis (ilustrasi/JIBI/dok)

Kejurkot bulu tangkis Solo rencanannya kembali terselenggara pada 2016 ini.

Solopos.com, SOLO – PBSI Solo merancang dua kali agenda Kejuaraan Kota (Kejurkot) Bulu Tangkis pada 2016 setelah absen selama tahun lalu. Semestinya, minimal dua kali kejurkot digelar di Kota Bengawan setiap tahunnya.

Advertisement

Namun, kejuaraan untuk atlet pemula itu urung terselenggara pada 2015 lalu karena kendala finansial. Alhasil, PBSI kehilangan indikator untuk mengukur prestasi atlet hasil pembinaan masing-masing klub bulu tangkis di Solo.

“Sebenarnya sudah ada sponsor, tapi dananya enggak mencukupi dan klub-klub keberatan kalau harus tombok jadinya satu tahun kemarin enggak ada kejurkot di Solo,” ujar Ketua PBSI Solo, Susanto, kepada Solopos.com, Sabtu (2/1/2016).

Demi menebus kesalahan tahun lalu, PBSI bertekad tetap menggelar dua kali kejurkot pada 2016 meski harus menghadapi berbagai kendala. Kejurkot pertama bakal digelar pada periode Januari 2016 hingga Juni 2016, sedangkan kejurkot kedua diagendakan antara Juli 2016 hingga Desember 2016.

Advertisement

“Pokoknya tahun ini harus ada dua kali kejurkot. Kami akan berusaha keras mengatasi persoalan finansial untuk menyelenggarakan kejurkot karena ini sangat penting untuk pembinaan atlet di Solo,” imbuh Santo.

Menurut Santo, kendala finansial sebenarnya tidak akan terjadi jika Solo memiliki gedung olahraga (GOR) yang layak dan bisa digunakan secara gratis. Dengan demikian, panitia kejurkot bisa memangkas biaya sewa GOR. Selama ini, kejurkot biasanya diselenggarakan di GOR milik klub-klub bulu tangkis di Solo. Namun, panitia harus merogoh kocek untuk membayar biaya sewa meski GOR tersebut memiliki fasilitas ala kadarnya.

“Kalau mendapatkan gedung yang mau memberi sponsor secara gratis begitu ya kejurkot tahun lalu masih bisa jalan. Kalau harus membayar ya susah,” imbuhnya.

Advertisement

Ketersediaan GOR yang representatif dan berharga sewa terjangkau juga menjadi kendala PBSI Solo untuk menggaet peluang sebagai tuan rumah kejuaraan berlevel nasional maupun internasional. Sedikitnya, terdapat dua GOR berukuran cukup besar di Solo, yakni GOR Manahan dan GOR Sritex Arena. Namun, dua arena olahraga itu tidak bisa dimanfaatkan secara maksimal.

“GOR Manahan fasilitasnya kurang layak kalau untuk event nasional atau internasional, penerangan kurang dan lapangannya tidak cukup luas. Sritex Arena sebenarnya bagus, tapi harga sewanya sangat tinggi, kalau untuk kejuaraan internasional juga kurang luas,” jelas Santo.

Santo yakin persoalan tersebut bisa teratasi jika Pemerintah Kota (Pemkot) Solo bersedia membangun GOR baru dengan fasilitas memadai dan berharga sewa murah. “Selama ini, kami selalu mengajukan permohonan tuan rumah event internasional tapi selalu kalah dengan Jogja karena kendala GOR. Tahun ini, kami membidik menjadi tuan rumah satu event Sirnas [Sirkuit Nasional] dan grand prix gold,” tambah dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif