Teknologi
Rabu, 30 Desember 2015 - 06:30 WIB

PENELITIAN TERBARU : PT Bio Farma-LIPI Bikin Erythropoetin Generasi Kedua untuk Atasi Gagal Ginjal

Redaksi Solopos.com  /  Haryo Prabancono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Logo LIPI (Okezone)

Penelitan terbaru dilakukan PT Bio Farma bersama LIPI untuk mengembangkan erythropoetin (EPO) generasi kedua.

Solopos.com, BANDUNG — PT Bio Farma (Persero) bekerja sama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonsia (LIPI) mengembangkan pembuatan erythropoetin (EPO) generasi kedua. Hasil penelitian terbaru itu akan diluncurkan dalam beberapa tahun lagi.

Advertisement

Sebagaimana diberitakan Kantor Berita Antara, Senin (28/12/2015), Kepala LIPI, Prof Dr Iskandar Zulkarnain, mengatakan kerja sama penelitian terbaru tersebut merupakan kelanjutan dari konsorsium erythtropoetin.

“Konsorsium ini kelanjutan dari konsorsium erythtropoetin sebagai bagian dari insentif riset dan sistem inovasi nasional. Produk ini akan berguna untuk pengobatan gagal ginjal, kemoterapi dan juga anemia,” kata Iskandar Zulkarnain.

Advertisement

“Konsorsium ini kelanjutan dari konsorsium erythtropoetin sebagai bagian dari insentif riset dan sistem inovasi nasional. Produk ini akan berguna untuk pengobatan gagal ginjal, kemoterapi dan juga anemia,” kata Iskandar Zulkarnain.

Zulkarnain menyebutkan, pengembangan EPO yang itu juga bagian insentif riset sistem inobasi nasional Kementerian Ristek dan Dikti dan telah berlangsung sejak 2012.

Konsorsium EPO merupakan tindak lanjut dari konsorsium pada Forum Riset Vaksin Nasional (FRVN). Kerjas ama antara LIPI dengan PT Bio Farma ditandai dengan penyerahan research cell bank (RCB) EPO dari P2 Bioteknologi LIPI kepada PT Bio Farma yang nantinya akan mengembangkan menjadi produk.

Advertisement

“Riset EPO ini telah berlangsung selama sepuluh tahun, butuh waktu empat tahun hingga ke uji klinis. Ini sejarah tersendiri bagi riset di Indonesia,” kata Iskandar.

Sementara itu Direktur Utama PT Bio Farma, Iskandar, akan melanjutkan penelitian LIPI Biotek Cibinong itu, terutama untuk tahap karakterisasi dari RCB dan uji lain.

“Bio Farma akan meneruskan apa yang udah LIPI kerjakan, terutama untuk tahapan karakterisasi lanjutan agar clone dapat memenuhi aspek regulasi,” katanya.

Advertisement

Selanjutnya, kata dia akan masuk pada fase pengembangan baik nonclinical dan clinical development. “Mudah-mudahan dalam beberapa tahun mendatang sudah siap untuk dijadikan produk yang dapat membantu terapi pasien cuci carah, kemoterapi dan anemia,” kata Iskandar.

Sementara itu peneliti P2 Bioteknologi LIPI, Adi Santoso, menyebutkan EPO generasi kedua Darbepoetin Alfa memiliki beberapa keunggulan, antara lain waktu paruh yang lebih lama dari erythropoetin generasi pertama.

Darbepoetin menurut dia berfungsi untuk menstimulasi erythropoesis atau pembentukan sel darah merah dan digunakan untuk pengobatan anemia berat yang disebabkan gagal ginjal kronis dan kemoterapi.

Advertisement

“Pada penderita gagal ginjal, sel-sel yang menghasilkan erythropoetin tidak menghasilkan EPO dalam jumlah yang banyak, sedangkan para kemoterapi zat yang digunakan dalam kemoterapi akan menghalangi pematangan sel-sel darah merah yang baru,” kata Santoso.

Ia menyebutkan EPO generasi kedua yang akan diproduksi itu memiliki keunggulan dengan lima elemen, sedangkan EPO generasi pertama hanya ada tiga elemen saja,” katanya.

Sementara itu peneliti ahli pengembangan produk PT Bio Farma, Neni Nurainy, menyatakan waktu paruh yang diperlukan sehingga kadar obat yang masuk dalam tubuh mencapai setengah dari jumlah yang diberikan.

Keunggulan dari darbepoetin, kata dia gugus gula yang lebih banyak dibandingkan EPO generasi pertama sehingga memiliki karekter waktu paruh dalam darah yang lebih lama.

“Dengan demikian frekuensi pemberian yang diberikan kepada pasien dapat ditekan, dari dua kali dalam seminggu menjadi cukup sekali dalam seminggu,” kata Nurnainy.

Selain itu, ke depan produk EPO generasi kedua yang akan diproduksi PT Bio Farma dipastikan bisa mengurangi biaya pengobatan bagi para penderita gagal ginjal, kemoterapi dan anemia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif