Jogja
Jumat, 25 Desember 2015 - 12:21 WIB

PRODUKSI PADI : Produksi Padi Kulonprogo Sudah Mencapai 138.700 Ton

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Buruh tani memanen padi di Ngawi, Jawa Timur, Senin (19/10/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Ari Bowo Sucipto)

Produksi padi Kulonprogo tahun ini meningkat

Harianjogja.com, KULONPROGO- Produksi padi di Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencapai 138.700 ton gabah kering giling dengan luas lahan 19.000 hektare dari Januari hingga November 2015.

Advertisement

Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertan) Kulonprogo Bambang Tri Budi di Kulon Progo, Kamis (24/12/2015), mengatakan jumlah produksi pada tersebut belum termasuk hasil 5.000 hektare yang memasuki masa panen pada Desember.

“Produktivitas tanaman padi di Kulonprogo pada 2015 rata-rata 7,3 ton per hektare gabah kering giling (GKG). Luasan lahan yang ditanami padi seluas 19 ribu hektare yang tersebar di 12 kecamatan,” kata Bambang.

Menurut dia, produksi padi mengalami peningkatan yang cukup signifkan pada 2015. Rata-rata produktivitas padi pada 2014 hanya 6,4 ton per hektare GKG dengan total produksi 121.600 ton. Artinya produksi padi di Kulonprogo meningkat 17.100 ton pada 2015.

Advertisement

“Kenaikan produksi pada 2015 di Kabupaten Kulonprogo ini tidak terlepas dari peningkatkan kualitas infrastruktur pertanian seperti jaringan irigasi yang bagus, ketepatan dalam pemupukan, petugas lapangan yang selalu siap siaga dan petani menerapkan Gerakan Pengelolaan Tanaman Terpadu dengan sistem tanaman jajar legowo (Tajarwo),” kata Bambang.

Selain itu, pihaknya berupaya mencetak sawah baru mengantisipasi alih fungsi lahan untuk pembangunan bandara. Pemkab Kulonprogo merencanakan mencetak sawah seluas 450 hektare di Kecamatan Nanggulan, Sentolo, Pengasih dan Kalibawang secara bertahap. Pada 2015, pemkab telah mencetak sawah baru seluas 55 hektare di Kecamatan Nanggulan yang saat ini sudah siap ditanami padi.

Selanjutnya, pada 2016, Pemkab Kulonprogo akan mencetak sawah baru seluas 100 hektare di Kecamatan Nanggulan, Pengasih dan Sentolo. Pihaknya juga sedang mengidentifikasi potensi lahan yang bisa dijadikan sawah baru dan kebutuhan infrastruktur pendukung seperti jaringan irigasi.

Advertisement

“Semakin luas lahan tamanan padi, maka semakin tinggi produksi padi. Kami juga mengimbangi dengan pembangunan infrastruktur pertanian dari jaringan irigasi, dan melakukan moderenisasi alat pertanian,” kata dia.

Kepala KP4K Kulonprogo Maman Sugiri mengatakan setiap tahun Kabupaten Kulonprogo mengalami surplus beras yang berkisar 40 ribu ton hingga 80 ribu ton. Hal ini tidak terlepas dari tingginya produktivitas tanaman padi dan penerapan GPTT oleh pertani. Saat ini, 70 persen petani sudah menerapkan GPTT karena dirasa mampu meningkatkan produktivitas padi.

“Kami minta petani menerapkan pola GPTT untuk mendongkrak hasil panen. Hasil padi akan lebih maksimal lagi menerapkann GPTT dengan sistem Tajarwo sisipan satu. Hasil panen akan lebih optimal lagi,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif