Jateng
Sabtu, 19 Desember 2015 - 02:50 WIB

EKONOMI JATENG : Pemprov Dinilai Mampu Kendalikan Inflasi

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi laju inflasi (JIBI/Solopos/Dok.)

Kondisi ekonomi Jateng terkait inflasi dinilai sangat terkendali.

Kanalsemarang.com, SEMARANG- Bank Indonesia Kantor Perwakilan Wilayah V Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta menilai Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berhasil mengendalikan inflasi selama 2015.

Advertisement

“Inflasi Jawa Tengah sangat terkendali, sejak Januari sampai dengan November 2015 tercatat 1,73 persen. Kami memperkirakan inflasi di Jateng pada tahun ini di angka 2,2 persen,” kata Minot Purwahono, Deputi Direktur Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Wilayah V Jateng & DIY, di Semarang, Kamis (17/12/2015).

Di hadapan peserta seminar Prospek dan Tantangan Perekonomian Jawa Tengah 2016, Minot Purwahono mengatakan bahwa angka inflasi tersebut jauh di bawah target BI sebesar 4 persen plus minus 1 persen.

“Apalagi, jika dibandingkan dengan inflasi pada tahun 2014 yang mencapai 8,22 persen dan pada tahun 2013 sekitar 7 persen,” katanya dalam seminar yang diselenggarakan Forum Wartawan Pemprov dan DPRD Jawa Tengah (FWPJT) bersama Bank Jateng.

Advertisement

Dalam kesempatan itu, Minot memaparkan faktor penahanan inflasi pada tahun depan, di antaranya kelompok bahan makanan atau “volatile food”, misalnya adanya peningkatan target produksi pertanian, dukungan pemerintah guna meningkatkan infrastruktur pertanian, pembangunan infrastruktur lainnya, dan optimaslisasi peran Bulog.

Kemudian, kelompok barang-barang yang diatur oleh pemerintah, seperti tren penurunan minyak dunia yang berdampak pada penurunan harga bahan bakar minyak (BBM ), komitmen pemerintah untuk menurunan tarif listrik industri pada tahun 2016, dan penurunan harga gas untuk sektor industri per 1 Januari 2016.

“Hal lainnya adalah tren penurunan harga emas dunia,” kata Minot dalam diskusi yang dipandu Ketua FWPJT Teguh Hadi Prayitno.

Advertisement

Ia juga menyebutkan sejumlah faktor pendorong inflasi pada tahun depan, yakni masalah distribusi perdagangan, belum tersedianya fasilitas penyimpanan yang mencukupi, dan tingginya tingkat alih fungsi lahan pertanian.

Hal lainnya, lanjut dia, masalah distribusi elpiji, tarif cukai rokok, fluktuasi nilai tukar rupiah, serta kenaikan upah dan harga bahan bangunan sejalan dengan peningkatan lapangan usaha konstruksi.

Pembicara lain Kepala Bappeda Provinsi Jateng Urip Sihabudin, S.H, M.H., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Semarang (USM) Dr.Ir. Kesi Widjajanti, S.E., M.M., dan Wakil Ketua Apindo Jateng Sukamto Jatmiko.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif