Soloraya
Jumat, 18 Desember 2015 - 08:00 WIB

BENCANA SUKOHARJO : Waspada Banjir, BPBD Bikin 2 Posko di Dekat Bengawan Solo

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga mengamati aliran air Bengawan Solo, Kamis (16/4/2015). (Ivanovich Aldino/JIBI/Solopos)

Bencana Sukoharjo yakni banjir diantisipasi dengan mendirikan dua posko di dekat Sungai Bengawan Solo.

Solopos.com, SUKOHARJO – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo akan mendirikan dua posko penanggulangan bencana banjir untuk menghadapi musim penghujan. Posko itu didirikan di sisi barat dan timur Sungai Bengawan Solo.

Advertisement

Kepala Pelaksana BPBD Sukoharjo, Suprapto, mengatakan posko penanggulangan banjir bakal didirikan di Kecamatan Mojolaban dan Grogol. Selama ini, kedua kecamatan itu menjadi daerah langganan banjir selama musim penghujan.

Apabila terjadi hujan dengan intensitas tinggi selama lebih dari lima jam maka dipastikan air Sungai Bengawan Solo meluap dan merendam rumah penduduk.

Advertisement

Apabila terjadi hujan dengan intensitas tinggi selama lebih dari lima jam maka dipastikan air Sungai Bengawan Solo meluap dan merendam rumah penduduk.

“Kami tetap memantau ketinggian air Sungai Bengawan Solo saat terjadi hujan lebat. Warga yang berdomisili di bantaran sungai segera dievakuasi apabila ada tanda-tanda air sungai akan meluap,” kata dia di kantornya, Rabu (16/12/2015).

Posko penanggulangan banjir digunakan untuk memetakan daerah rawan banjir di pinggir Bengawan Solo. Selain itu, posko itu berfungsi sebagai pusat pengendali obat dan logistik korban banjir. Petugas dapat mengestimasi kebutuhan obat dan logistik para korban banjir.

Advertisement

Dia mencatat ada lima wilayah Sukoharjo rawan banjir selama musim penghujan. Kelima desa rawan banjir yakni Desa Tegalmade, Laban, dan Gadingan di Kecamatan Mojolaban dan Desa Kadokan dan Grogol di Kecamatan Grogol. Selain rumah penduduk, air sungai juga merendam lahan pertanian milik warga.

Antisipasi bencana banjir telah dilakukan sejak beberapa pekan lalu. Dia mengaku telah menyiapkan sarana dan prasana (sarpras) seperti perahu karet untuk mengevakuasi korban banjir yang terjebak di dalam rumah.

Selain sarpras, logistik berupa makanan, selimut dan pakaian telah disimpan di gudang logistik BPBD Sukoharjo. “Tak ada masalah, perahu karet disiagakan di markas BPBD Sukoharjo. Petugas dan sukarelawan juga stand by apabila terjadi hujan lebat,” tutur dia.

Advertisement

Disinggung mengenai surat edaran (SE) Gubernur Jateng, Suprapto menjelaskan telah menetapkan status siaga bencana alam di wilayah Sukoharjo. Status siaga bencana alam ditetapkan mulai 26 November-31 Maret mendatang.

Di sisi lain, Camat Grogol, Agustinus Setiyono, mengungkapkan selalu berkoordinasi dengan pemerintah desa saat ketinggian air Sungai Bengawan Solo terus bertambah. Pemerintah desa diminta bergerak cepat mengevakuasi warga saat turun hujan lebat.

Dia mengungkap bencana banjir terparah terjadi pada 2007 silam. Kala itu, bencana banjir merendam sebagian rumah penduduk di wilayah Kecamatan Grogol.

Advertisement

“Warga harus tetap waspada selama musim penghujan. Sekarang curah hujan belum begitu tinggi. Puncak musim penghujan diperkirakan Februari atau Maret,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif