Soloraya
Rabu, 16 Desember 2015 - 22:52 WIB

SEKATEN 2015 : DPRD: Pj Wali Kota Jangan Arogan

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pekerja menata perlengkapan untuk wahana permainan Sekaten 2015 di halaman Benteng Vastenburg Solo, Senin (14/12/2015). Wahana permainan pada tradisi tahunan Sekaten 2015 digelar dilokasi lokasi tersebut karena Alun-alun Utara Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat digunakan untuk pasar darurat Pasar Klewer. (Ivanovich Aldino/JIBI/Solopos)

Sekaten 2015, DPRD meminta Pj Wali Kota jangan arogan dalam menyikapi perayaan Sekaten 2015.

Solopos.com, SOLO–DPRD Solo menyayangkan langkah Pemkot yang menyoal lokasi penyelenggaraan Sekaten di Jl. Paku Buwono dan Benteng Vastenburg. Pemkot dinilai tidak peka dengan tradisi budaya yang mestinya didukung dan diuri-uri.

Advertisement

Hal itu disampaikan Ketua Fraksi Demokrat Nurani Rakyat (FDNR), Supriyanto, menanggapi kebijakan Penjabat (Pj) Wali Kota, Budi Suharto, yang melarang Sekaten digelar di Jl. Paku Buwono maupun Vastenburg. Menurut Supriyanto, tindakan Pj Wali Kota terkesan arogan karena tidak memertimbangkan dampak bagi penyelenggaraan Sekaten.

“Ini kan kondisi darurat, Alun-alun Utara sekarang untuk pedagang Pasar Klewer. Mestinya Pemkot koordinasi dan memfasilitasi, bukan malah saling menyalahkan,” ujarnya saat ditemui wartawan di Gedung DPRD, Rabu (16/12/2015).

Supriyanto mengingatkan acara Sekaten telah masuk dalam agenda budaya Kota Solo. Oleh karena itu, perlu dukungan nyata dari Pemkot untuk menyukseskan acara.
Supriyanto menilai alasan kemacetan jika acara tetap digelar di Vastenburg dan Jl. Paku Buwono bisa dicari solusinya. “Tinggal dilakukan penataan dan rekayasa lalu lintas, kami pikir Dishubkominfo lebih paham,” tuturnya.

Advertisement

Menurut dia, rencana pemindahan wahana permainan ke Alun-Alun Kidul (Alkid) bakal menghilangkan ruh Sekaten yang kegiatannya lekat dengan kawasan Alun-alun Utara. Dia khawatir pemindahan tersebut justru bakal menimbulkan masalah baru.

“Apalagi pedagang sudah telanjur membuka dhasarannya,” tutur politikus Partai Demokrat itu.
Anggota Fraksi PDI Perjuangan (PDIP) yang juga kerabat keraton, Ginda Ferachtriawan, menganggap Pj Wali Kota kurang bijak menyikapi polemik Sekaten. Dia menilai larangan penggunaan Vastenburg untuk Sekaten karena kawasan benteng adalah cagar budaya cenderung dibuat-buat. “Kalau mau fair, Keraton Solo kan juga cagar budaya,” papar dia.

Ginda mendorong pihak berkepentingan duduk bersama untuk mencari solusi terbaik. Dia mencontohkan acara haul habib yang sukses terlaksana meski terdapat potensi kemacetan. “Acara Sekaten tak hanya milik keraton, tapi warga Solo.”

Advertisement

Di sisi lain, Ketua DPRD, Teguh Prakosa, membenarkan langkah Pj Wali Kota yang melarang kegiatan jika belum mengantongi izin keramaian. Menurut Teguh, setiap acara harus taat izin meski itu merupakan agenda tradisi dan budaya. Namun ia menyayangkan pendekatan Pemkot yang justru cenderung ingin berpolemik. “Kurang pas kalau dibesar-besarkan, kan tinggal koordinasi sebenarnya. Semua harus tahu posisi,” ucapnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif