Jogja
Rabu, 16 Desember 2015 - 19:40 WIB

Gerakan Rakyat Peduli Gambut Dideklarasikan di Jogja

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Sudah saatnya negara hadir secara nyata dalam memelopori pengembangan ekonomi yang mengedepankan etika sosial dan lingkungan.

 

Advertisement

Ilustrasi kebakaran Riau (JIBI/Solopos/dok)

Harianjogja.com, JOGJA – Sejumlah akademisi, budayawan, pemangku adat, dan lembaga swadaya masyarakat membentuk Gerakan Rakyat Peduli Gambut melalui Deklarasi Jogja yang dibacakan di Universitas Gadjah Mada seperti dikutip Antara, Rabu (16/12/2015).

Sebelum pembacaan Deklarasi Jogja sejumlah akademisi yang terlibat di antaranya perwakilan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Institut Pertanian Bogor (IPB), budayawan dan sejumlah LSM menggelar Forum Group Discussion (FGD) di gedung pusat UGM.

Advertisement

“Untuk memenuhi harapan bangsa, mengantisipasi kehancuran peradaban dan masa depan bersama, kami bertekad memulai Gerakan Rakyat Peduli Gambut dengan semangat gotong royong yang sesuai dengan keluhuran budaya bangsa,” kata Rektor UGM Dwikorita karnawati dalam naskah Deklarasi Jogja yang ia bacakan.

Menurut Dwikorita saat ini sudah saatnya negara hadir secara nyata dalam memelopori pengembangan ekonomi yang mengedepankan etika sosial dan lingkungan.

Kerusakan ekosistem gambut yang telah menghancurkan modal sosial dan lingkungan, menurut dia, merupakan pelajaran penting sebagai pijakan awal untuk memulai era baru pengelolaan sumber daya alam (SDA).

Advertisement

Melalui gerakan itu, ia menyatakan akan menggalang dukungan para pihak untuk memastikan terselenggaranya pengelolaan lahan gambut yang beretika demi kemakmuran rakyat dan kelestarian lingkungan.

“Kami menggalang partisipasi seluruh elemen bangsa secara kolektif, sinergis dan berkelanjutan sebagai wujud tanggung jawab bersama semua pemangku kepentingan bangsa,” katanya.

Direktur Eksekutif LSM Kehutanan Java Learning Center, Heri Santoso mengatakan persoalan mendasar terjadinya eksploitasi yang mengakibatkan terbakarnya lahan gambut adalah masih adanya cara pandang yang menempatkan SDA hanya sebagai komoditas.

“Di sisi lain terjadi ketegangan akibat ketimpangan sosial yang muncul karena penguasaan lahan oleh sektor privat,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif