News
Selasa, 15 Desember 2015 - 12:45 WIB

KISAH UNIK : Ricuh, Politikus Ukraina Diseret Saat Pidato di Podium

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - PM Arseny Yatsenyuk tampak digendong dan disingkirkan paksa oleh seorang anggota parlemen, Oleg Barna dari atas podium Majelis Tinggi Parlemen Ukraina. (Istimewa/Dailymail.co.uk)

Kisah unik datang dari rapat parlemen di Ukraina.

Solopos.com, KIEV – Ricuh di sidang parlemen bukan cuma terjadi di Indonesia. Kejadian ekstrem saat rapat parlemen terjadi di Ukraina. Perdana Menteri Arseny Yatseniuk diseret saat berpidato di podium.

Advertisement

Dilansir NBCNews dikutip dari Liputan6, Senin (14/12/2015), rapat koalisi partai berkuasa dalam parlemen Ukraina diwarnai kericuhan. Hujan interupsi terjadi dalam sesi tanya jawab yang berlangsung setelah Perdana Menteri Arseny Yatseniuk berpidato memaparkan data-data pencapaian pemerintah.

“Saya sudah sampaikan setahun lalu, tak ada yang mengumbar janji-janji muluk,” kata PM Yatseniuk, membela kabinetnya dari tuduhan gagal melakukan reformasi yang dijanjikan.

Advertisement

“Saya sudah sampaikan setahun lalu, tak ada yang mengumbar janji-janji muluk,” kata PM Yatseniuk, membela kabinetnya dari tuduhan gagal melakukan reformasi yang dijanjikan.

Saat ditanya apakah ia akan mundur, pria 41 tahun itu menjawab, “Saya akan menerima keputusan dari parlemen Rusia. Saya tak akan mempertahankan kursi ini.”

Tiba-tiba, seorang politikus kubu Presiden Petro Poroshenko, Oleh Barna mendatangi podium. Ia lalu memberikan karangan bunga berwarna merah untuk PM Yatseniuk, dengan sikap kasar.

Advertisement

PM Yatseniuk yang kaget berpegangan pada podium. Namun, Barna terus menyeretnya, bahkan mengangkat kaki sang perdana menteri.

Melihat kejadian itu, kubu Yatseniuk dari Partai People Front tak terima. Sejumlah politikus mendorong Barna dan melayangkan tinju.

Di lain pihak, kubu lawan, para pendukung Presiden Poroshenko ikut-ikutan maju, perkelahian fisik terjadi selama beberapa menit.

Advertisement

Meski adu pukul di parlemen Ukraina bukan baru kali ini terjadi, insiden tersebut belakangan kian mempertontonkan perpecahan koalisi pro-Eropa di tengah spekulasi pemerintah akan jatuh.

Pihak Barat sudah memperingatkan bahwa waktu hampir habis bagi Kiev untuk memenuhi janji-janjinya: memberantas korupsi yang telanjur jadi endemik dan nepotisme yang ‘membudaya’.

PM Yatseniuk, seperti halnya Presiden Poroshenko adalah pemain penting dalam pemerintahan Ukraina pro-Barat, yang mengendalikan kekuasaan pasca-lengsernya Presiden Viktor Yanukovich yang didukung Moskow.

Advertisement

Namun, dukungan untuk PM Yatseniuk kian menurun. “Atmosfer dalam ruangan saat itu memang memprovokasi emosi orang-orang yang ada di dalamnya,” kata kepala kubu Poroshenko, Yuriy Lutsenko, Senin (14/12/2015).

Ia menambahkan, Oleh Barna telah melakukan tindakan yang impulsif. “Namun, alasan itu tak membenarkan perbuatannya itu.”

Tak hanya di parlemen. Konflik juga terus berlangsung di seantero Ukraina gara-gara perang saudara yang sudah menewaskan lebih dari 9.000 jiwa.

Pemberontak pro-Rusia terus melakukan perlawanan ke pihak militer. Perpecahan di negara itu telah terjadi selama 20 bulan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif