Soloraya
Senin, 14 Desember 2015 - 18:43 WIB

SEKATEN SOLO 2015 : Dishubkominfo Melarang Pedagang Berjualan di Jl. Pakubuwono, Ini Alasannya

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pedagang memasang atap untuk lapak berjualan saat sekaten di Jl. Pakubuwono, Solo, Minggu (13/12/2015). Pedagang akan berjualan di tepi jalan tersebut selama sekaten berlangsung dari 13 Desember 2015 hingga 2 Januari 2016. (Ivanovich Aldino/JIBI/Solopos)

Sekaten Solo 2015, Pemkot melarang pedagang berjualan di Jl. Pakubuwono.

Solopos.com, SOLO–Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Solo melarang pedagang pasar malam Sekaten menggelar dagangan di sepanjang Jl. Pakubuwono. Area dagangan pedagang dinilai bakal menimbulkan bangkitan kemacetan lalu lintas parah di kawasan tersebut.

Advertisement

Kepala Dishubkominfo Solo Yosca Herman Soedrajat merasa ditinggalkan lantaran tidak diajak koordinasi terkait penempatan pedagang pasar malam Sekaten di sepanjang Jl. Pakubuwono.  Padahal penempatan di kawasan itu bisa menyebabkan arus lalu lintas menjadi kian semrawut, bahkan mati total di Jl. Pakubuwono. Apalagi area permainan Sekaten digelar di kawasan Benteng Vastenburg.
Beberapa lokasi lainnya yang dipetakan Dishubkominfo bakal berimbas macet, meliputi Jl. Slamet Riyadi, seputaran Gladak, dan Jl. Jenderal Sudirman.

“Mestinya ada koordinasi, termasuk penempatan parkir. Tapi sampai sekarang tidak ada koordinasi. Padahal nek ana apa-apa misal macet, yang kena kita [Dishubkominfo],” kata Herman sapaan akrabnya ketika dijumpai wartawan seusai rapat koordinasi bersama satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terkait dalam membahas pelaksanaan Sekaten di ruang rapat wali kota, Senin (14/12/2015).

Atas kondisi ini, Herman melarang kawasan sepanjang Jl. Pakubuwono untuk area pedagang pasar malam Sekaten. Kecuali bagi pedagang inti Sekaten, seperti telor asin, suruh, celengan, dan pecut diperbolehkan tetap berjualan di depan area Masjid Agung.

Advertisement

Herman telah menyampaikan dalam rapat koordinasi mengenai persoalan itu langsung kepada Penjabat (Pj) Wali Kota Solo Budi Suharto. Herman menuturkan harus ada solusi riil untuk mengatasi persoalan itu. Salah satunya ia mengusulkan agar pedagang dan permainan Sekaten dipusatkan di Alun-alun Kidul (Alkid). Usulan ini ditindaklanjuti Pj Wali Kota dengan mengutus Dinas Pengelola Pasar (DPP) dan Satpol PP untuk dikomunikasikan dengan pihak Keraton Kasunanan Surakarta selaku penyelenggara Sekaten.

“Di Alkid kita masih bisa mengatasi kemacetan karena dipusatkan di sana. Tapi kalau di Jl. Pakubuwono dan Benteng Vastenburg ini akan menimbulkan kemacetan di mana-mana,” katanya.

Herman mengatakan terpaksa membongkar salah satu lapak pedagang yang digelar di kawasan city walk Jl. Pakubuwono. Pembongkaran dilakukan untuk memberi shock terapi ke pedagang agar tidak lagi menggelar dagangan di Jl. Pakubuwono. Herman berharap pihak Keraton bisa memahaminya. Hal ini karena kondisi darurat lahan Alun-alun Utara (Alut) tidak bisa digunakan untuk Sekaten karena digunakan sebagai pasar darurat Klewer yang terbakar akhir 2014 lalu.

Advertisement

“Keraton itu masuk kawasan wisata sehingga harus memberi kenyamanan, dan keamanan bagi pengunjung. Nah kalau macet, bagaimana bisa aman dan nyaman. Jadi lebih baik lokasi pas di Alkid toh masih kawasan Keraton,” katanya.

Pengageng III Museum dan Pariwisata Keraton Kasunanan Surakarta KRMH Satryo Hadinagoro mengaku sudah berkoodinasi dengan lurah pasar, DPP, Dishubkominfo, DKP, Disbudpar, dan Satpol PP. Hasil kordinasi itu menyepakati bahwa Pemkot mendukung area pedagang pasar malam Sekaten berjualan dipinggir pagar Alut.  Dengan catatan lapak pedagang tidak boleh lebih dari 1,5 meter dari pagar Alut. Hal ini guna mengatasi kemacetan lalu lintas di kawasan itu.

“Jadi pedagang hanya diperbolehkan jualan di kanan dan kiri trotoar. Bagian tengah masih kosong, sehingga arus lalu lintas tidak akan macet,” katanya. Sedangkan untuk area permainan, Satryo mengatakan dipusatkan di Benteng Vastenburg. Satryo mengklaim pasar malam Sekaten tidak akan mengganggu operasional pasar darurat Klewer.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif