Soloraya
Senin, 14 Desember 2015 - 11:00 WIB

BENCANA KARANGANYAR : BPBD Deteksi Pergerakan Tanah di Ngargoyoso dan Matesih

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tanah di Jambon, Menjing, Jenawi, bergerak, Kamis (12/2/2015). Akibat kejadian itu sejumlah retakan tanah pun terjadi hingga merusak sebagian bangunan warga. (Bayu Jatmoko Adi/JIBI/Solopos)

Bencana Karanganyar ini terkait pergerakan tanah di dua desa yakni di Girimulyo dan Koripan.

Solopos.com, KARANGANYAR — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karanganyar mendeteksi gerakan tanah di dua desa di dua kecamatan, yakni Girimulyo, Kecamatan Ngargoyoso, dan Koripan di Matesih.

Advertisement

Informasi yang dihimpun, BPBD mengantongi data tanah di rumah milik empat warga Desa Girimulyo, Ngargoyoso, mengalami retak. Tanah itu milik Suradi, 62, Suparyo, 50, Sutarno, 55, dan Slamet, 40. Empat rumah itu dihuni 15 orang.

Imbas dari gerakan tanah dapat dilihat di bagian dalam dan luar rumah.

“Anggota BPBD sudah mengecek dan mendata. Rutin dipantau. Panjang tanah yang retak 24 meter dan lebar 3 sentimeter (cm). Informasi di lapangan, gerakan tanah terjadi sejak kali pertama hujan pada awal Desember,” kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Karanganyar, Nugroho, saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Jumat (11/12/2015).

Advertisement

Foto dokumentasi milik BPBD Kabupaten Karanganyar memperlihatkan dinding dan lantai rumah retak. Lantai rumah sudah berkeramik. Lantai yang retak itu turun beberapa sentimeter. Menurut Nugroho, warga yang dinding rumahnya retak sudah berupaya menambal bekas retak.

“Setelah ditambal itu retak lagi. Ini [memperlihatkan foto] buktinya. Bekas tambalan bersebelahan dengan retakan baru,” tutur dia saat menjelaskan foto dokumentasi hasil pendataan di lapangan.

BPBD Kabupaten Karanganyar juga mendeteksi gerakan tanah lainnya di Dusun Dukuh, Desa Koripan, Matesih. Lebar tanah dan dinding yang retak sekitar 15 cm. Gerakan tanah terdeteksi di sejumlah rumah warga. Nugroho mengklaim jumlah warga yang terkena imbas gerakan tanah nyaris satu RT atau 40-45 rumah.

Advertisement

“Ada yang balok kayu penyangga atap itu terpisah dari tembok dinding. Kami sudah mendata semuanya,” jelas dia.

BPBD Kabupaten Karanganyar melakukan sejumlah upaya. Mereka mengantisipasi retak tidak melebar, seperti menambal bekas retak untuk menahan agar tidak cepat melebar, mengalihfungsikan lahan dari basah ke kering, membuat saluran air di sekitar rumah, dan menanam pohon yang bisa menahan gerakan tanah.

“Sosialisasi rutin digelar. Imbauan dan ajakan menanam pohon. Kami menyarankan pohon salak. Di sana kan memang potensi [salak]. Itu cukup bagus menahan gerakan tanah karena salak itu tanaman rumpun atau bergerombol,” ungkap dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif