Soloraya
Minggu, 13 Desember 2015 - 08:00 WIB

HASIL PILKADA KLATEN : Ratusan Orang Datangi Kantor Panwaslu dan KPU Klaten

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ratusan anggota Aliansi Masyarakat Klaten (AMK) saat menggelar aksi damai di kantor Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Klaten, Sabtu (12/12/2015). Dalam aksinya, AMK mendesak Panwaslu mengusut tuntas berbagai kecurangan yang terjadi di pilkada, seperti money politic. (Ponco Suseno/JIBI/Solopos)

Hasil Pilkada Klaten, ratusan orang menganggap Pilkada 2015 sarat kecurangan.

Solopos.com, KLATEN–Ratusan warga Klaten yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Klaten (AMK) mendatangi kantor Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Klaten dan kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Klaten, Sabtu (12/12/2015). Di kedua kantor penyelenggara pilkada tersebut, AMK menyerukan Panwaslu dan KPU untuk melawan berbagai pelanggaran dan kecurangan yang dilakukan secara terstruktur, sistematis, dan masif.

Advertisement

Berdasarkan pantauan Solopos.com di lapangan, massa mendatangi kantor Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Klaten pukul 09.45 WIB. Diantara massa membawa spanduk bertuliskan jangan bodohi masyarakat, usut tuntas kecurangan pilkada, save Klaten, harga diri hanya Rp15.000, usut tuntas bencana politik Malangan Tulung, becik ketitik olo ketoro. Selama massa beraksi, aparat Polres Klaten menutup jalan di depan kantor Panwaslu, yakni Jl. Sersan Sadiki.

Koordinator lapangan (Korlap) aksi, Nanang Nuryanto, mengatakan pemilihan kepala daerah (pilkada) 2015 di Klaten ternyata masih dinodai dengan berbagai kecurangan. Hal itu seperti, adanya money politic dan intimidasi untuk melanggengkan kekuasaan.

“Kami tidak kecewa dengan hasil pilkada di Klaten [yang dimenangi pasangan nomor 3, Sri Hartini-Sri mulyani (Hati Mulya)]. Kami hanya ingin Panwaslu tidak menutup mata, tidak menutup telinga terhadap kecurangan yang ada. Aksi yang kami lakukan untuk pembelajaran masyarakat bahwa pilkada harus jauh dari money politic,” kata Nanang Nuryanto.

Advertisement

Nanang mengatakan pilkada 2015 di Klaten masih menyisakan pekerjaan rumah (PR) bagi penyelenggara. Hal itu dibuktikan dengan berbagai indikasi pelanggaran yang muncul ke permukaan, seperti penggunaan fasilitas negara, money politic, ancaman atau intimidasi, adanya teror ke warga, mobilisasi kepala desa (kades) dan pegawai negeri sipil (PNS), adanya pembodohan masyarakat dengan membagi-bagikan uang yang terkesan melecehkan warga.

Juru bicara (Jubir) AMK lainnya, Muh. Ismail, mendesak Panwaslu untuk berani menegakkan keadilan dan menegakkan supremasi hukum di Kota Bersinar.  Berbagai tindak kecurangan dalam pilkada dinilai telah menginjak-injak harkat dan martabat warga Klaten.

Menyikapi aspirasi massa tersebut, Ketua Panitia Pengawas Pemilu (Pilkada) Klaten, Wandyo Supriyatno, mengatakan sudah menindaklanjuti laporan warga terkait dugaan kecurangan. Di antaranya menelusuri kasus dugaan money politic di Malangan, Tulung. Sejauh ini, Panwaslu masih mencari warga yang diduga melakukan money politic. Pascapencoblosan, warga Malangan tersebut dikabarkan menghilang.

Advertisement

Ketua KPU Klaten, Siti Farida, mengatakan perang melawan money politic sudah disampaikan jauh-jauh hari ke masing-masing pasangan. Aparat keamanan yang berjumlah 150 personel menjaga ekstra ketat penyampaian aspirasi tersebut.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif