Soloraya
Jumat, 11 Desember 2015 - 10:30 WIB

KEBAKARAN LAWU : Aktivitas Pembuatan Arang Ditengarai Picu Kebakaran Hutan Lawu

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kebakaran hutan di Gunung Lawu. (Antara/Siswidodo)

Kebakaran Lawu terjadi beberapa waktu lalu hingga memakan korban jiwa para pendaki.

Solopos.com, KARANGANYAR — Kebakaran hutan di Gunung Lawu bisa disebabkan aktivitas pembuatan arang kayu di sejumlah lokasi di Gunung Lawu. Hal itu terungkap saat tanya jawab pada Sarasehan Refleksi Kebakaran Hutan Gunung Lawu di Jawa Dwipa Heritage Resort And Convention Hotel, Karangpandan, Karanganyar, Kamis (10/12/2015).

Advertisement

Sejumlah peserta dari Sragen, Karanganyar, dan Ngawi Jawa Timur bertanya penyebab kebakaran hutan di Gunung Lawu pada Oktober lalu. “Kami minta diusut penyebab kebekaran yang paling dominan itu apa? Kami juga meminta tranparansi pengelolaan hutan di Gunung Lawu. Pembinaan kepada masyarakat hutan dan pembuat arang juga harus dilakukan,” kata salah satu peserta sarasehan dari Karangpandan, Mulyono Herlambang.

Peserta lain dari Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Mitra Tani Mandiri Sragen, Doni, berharap pengelolaan hutan di Gunung Lawu dikembalikan sesuai spirit budaya Jawa.

Advertisement

Peserta lain dari Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Mitra Tani Mandiri Sragen, Doni, berharap pengelolaan hutan di Gunung Lawu dikembalikan sesuai spirit budaya Jawa.

Hal senada disampaikan Ketua LMDH Wonogiri, Indun Suyitno. Indun mengklaim memiliki bukti lokasi pembuatan arang di hutan Gunung Lawu.

“Kami sudah sering lapor ke Perhutani. Katanya akan ditindaklanjuti. Tetapi ya enggak ada. Ya memang jumlahnya [pembuat arang] menurun. Tetapi, lokasi pembuatan berpindah-pindah. Rata-rata dari pos 2 ke atas atau dimana ada pohon besar pasti ada pembuat arang,” ujar dia.

Advertisement

“Putung rokok bisa tetapi hanya 5%. Syaratnya cuaca kemarau betul-betul kering. Kalau pembuatan arang ada di Jatim dan Jateng. Bisa jadi penyebab kebakaran,” jawab dia saat dihubungi, Kamis.

Arif tidak dapat menyebutkan siapa yang membuat arang di hutan di Gunung Lawu. Namun, dia mengklaim sebanyak enam orang. Menurut dia, jumlah itu sudah turun dibandingkan tahun 2013 sebanyak 86 orang.

“Ya warga sekitar. Di atas pos 2 itu ada. Itu kebutuhan perut. Tetapi enggak bisa menunjuk si A atau si B. Enggak ada bukti. Kami oyak-oyakan. Munggah, ngoyak, mereka hilang. Ditunggu, enggak muncul-muncul. Kucing-kucingan,” tutur dia.

Advertisement

Namun, Arif mengklaim Perhutani gencar menyosialisasikan bahaya pembuatan arang di hutan Gunung Lawu dan kebakaran hutan.

Sementara itu, Bupati Karanganyar, Juliyatmono, melarang keras aktivitas pembuatan arang di hutan Gunung Lawu. Namun, dia enggan gegabah.

“Kami cek dulu. Itu larangan keras [bikin arang di Gunung Lawu] karena risiko tinggi. Jangan di gunung, berbahaya. Gunung Lawu dirawat yang baik,” ungkap Bupati saat ditemui wartawan di sela-sela acara.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif