Jogja
Kamis, 10 Desember 2015 - 17:40 WIB

Mahasiswa FIS UNY Tuntut Penuntasan HAM

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Mahasiswa FIS UNY menggelar aksi damai di Tugu Pal Putih. Aksi tersebut merupakan pucak dari peringatan pekan Hak Asasi Manusia (HAM) yang diadakan FIS UNY, Kamis (10/12/2015). (Joko Nurgoho/JIBI/Harian Jogja)

Aksi mahasiswa tersebut merupakan pucak dari peringatan pekan Hak Asasi Manusia (HAM) yang diadakan FIS UNY

 

Advertisement

 

Mahasiswa FIS UNY menggelar aksi damai di Tugu Pal Putih. Aksi tersebut merupakan pucak dari peringatan pekan Hak Asasi Manusia (HAM) yang diadakan FIS UNY, Kamis (10/12/2015). (Joko Nurgoho/JIBI/Harian Jogja)

Advertisement

Mahasiswa FIS UNY menggelar aksi damai di Tugu Pal Putih. Aksi tersebut merupakan pucak dari peringatan pekan Hak Asasi Manusia (HAM) yang diadakan FIS UNY, Kamis (10/12/2015). (Joko Nurgoho/JIBI/Harian Jogja)

Harianjogja.com, JOGJA – Puluhan mahasiswa dari Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta (FIS UNY), Kamis (10/12/2015) menggelar aksi damai di Tugu Pal Putih. Aksi tersebut merupakan pucak dari peringatan pekan Hak Asasi Manusia (HAM) yang diadakan FIS UNY yang diadakan pada 5 – 12 Desember 2015.

Ketua Pekan HAM FIS UNY, Achmad Siddiq Asad mengatakan bahwa aksi ini merupakan upaya mahasiswa dalam memperingati hari HAM internasional. Menurunya, HAM di Indonesia masih menjadi sesuatu yang belum diprioritaskan oleh pemerintah.

Advertisement

Mahasiswa mengharapkan bahwa momen hari HAM internasional ini dapat dijadikan momentum bagi pemerintah untuk semakin memperhatikan persoalan HAM di Indonesia.

“Harapan kami agar ke depan tidak ada lagi pelanggaran HAM di Indonesia. termasuk kasus-kasus yang sudah ada bisa dituntaskan,” kata Siddiq.

Koordinator aksi, Asmali Saulung mengatakan bahwa pihaknya juga mengundang istri Wiji Thhukus belum lama ini. Pasalnya kasus Wiji Thukul juga tidak pernah ada kabarnya.

Advertisement

“Banyak kasus yang belum tuntas. Hari HAM ini kami jadikan momentum agar pemerintah akan kembali mengusut kasus-kasus tersebut,” jelas Asmali.

Mahasiswa membawa poster yang bertuliskan permasalahan HAM yang belum tuntas di Indonesia seperti ‘kasus Udin’, ‘kebenaran itu bernyawa #munir’, ‘stop kekerasan terhadap anak’, ‘semanggi apa kabar’ hingga ‘pak presiden jangan diam’. Mereka juga menggelar aksi teatrikal menunjukkan keadaan rakyat yang masih dalam keadaan tidak baik saat ini.

Panasnya mentari yang menyengat siang itu membuat beberapa mahasiswi sempat lunglai. Ada tiga mahasiswi bahkan pingsan saat berdemo dan harus dibawa ke pinggir jalan.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif