Jatim
Rabu, 9 Desember 2015 - 18:05 WIB

FOTO PILKADA 2015 : Ada Buta Layani Pemilih Pilkada Ngawi

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Suasana TPS 1, Kelurahan Margomulyo, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi, Jatim yang menyuguhkan konsep unik pada pemungutan suara Pilkada 2015, Rabu (9/12/2015). (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Madiunpos.com)

Pilkada 2015 di Ngawi dilayani PPS laksana raksasa.

Suasana TPS 1, Kelurahan Margomulyo, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi, Jatim yang menyuguhkan konsep unik pada pemungutan suara Pilkada 2015, Rabu (9/12/2015). (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Madiunpos.com)

Advertisement

Tujuh anggota Panitia Pemungutan Suara (PPS) di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 1, wilayah Kelurahan Margomulyo, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur (Jatim) kompak mengenakan kostum tokoh buta atau raksasa dalam pewayangan untuk menyambut pelaksanaan pemungutan suara Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) 2015, Rabu (9/12/2015).

Suasana TPS 1, Kelurahan Margomulyo, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi, Jatim yang menyuguhkan konsep unik pada pemungutan suara Pilkada 2015, Rabu (9/12/2015). (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Madiunpos.com)

Advertisement

Suasana TPS 1, Kelurahan Margomulyo, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi, Jatim yang menyuguhkan konsep unik pada pemungutan suara Pilkada 2015, Rabu (9/12/2015). (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Madiunpos.com)

Suasana TPS 1, Kelurahan Margomulyo, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi, Jatim yang menyuguhkan konsep unik pada pemungutan suara Pilkada 2015, Rabu (9/12/2015). (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Madiunpos.com)

Pantauan Madiunpos.com di lokasi, para anggota PPS di TPS 1, wilayah Kelurahan Margomulyo mengenakan seragam kaus lengan panjang dan celana panjang berwarna hitam yang dilengkapi dengan atribut mahkota, rambut gondrong, serta kain jarit di bagian pinggang. Mereka juga merias wajah menjadi sosok buta yang seram dengan dominasi warna merah.

Advertisement

“Kami ingin menghibur dan menyenangkan masyarakat di lingkungan Kelurahan Margomulyo. Agenda pemilihan umum seperti ini kan tidak diselenggarakan setiap hari. Kami ingin membuat Pilkada 2015 meriah dengan tampil unik untuk menarik calon pemilih datang ke TPS,” kata Joko Sasmito saat dijumpai Madiunpos.com di sela-sela melayani calon pemilih, Rabu.

Biaya Rp12 Juta
Disinggung mengenai biaya yang dikeluarkan PPS di TPS 1, wilayah Kelurahan Margomulyo dalam menyambut Pilkada 2015, Joko Sasmito menyampaikan, hampir Rp12 juta. Selaim kostum, dia mengatakan, uang belasan juga yang berasal dari sumbangan par warga di Kelurahan Margomulyo tersebut dimanfaatkan untuk membuat dekorasi. Pantauan Madiunpos.com, PPS juga membuat ornamen kepala naga raksasa yang dipasang di depan pintu masuk TPS 1.

“Kami juga menyediaoan doorprize dan suvenir untuk para pemilih. Setelah jari dicelup tinta, para pemilih bisa mengambil kupon hadiah. Mereka bisa membawa pulang barang-barang, seperti mangkuk dan sabun cuci. Kami menggunakan biaya dari masyarakat. Kami kembalikan uang tersebut dengan cara menggelar TPS yang meriah dan penuh hadiah,” jelas Joko Sasmito.

Advertisement

Bikin Takut Anak-Anak
Joko Sasmito mengaku penampilan PPS menjadi tokoh buta dalam pewayangan tidak jarang membuat takut anak-anak yang diajak masyarakat datang ke TPS 1, wilayah Kelurahan Margomulyo. Menurut dia, sebagian anak-anak bahkan sampai menangis seelah menyaksikan sosok para PPS di TPS 1, wilayah Kelurahan Margomulyo.

Meski demikian, Joko Sasmito mengklaim, penampilan PPS sebagai buta tidak mengganggu proses pemilihan suara dalam Pilkada 2015. “Tidak semua anak-anak menangis setelah melihat penampilan kami. Sebagian dari mereka bahkan senang atau penasaran dengan sosok kami yang menjadi buta. Masyarakat bahkan tidak jarang mengajak kami berfoto setelah mencoblos. Kami mau melayani foto apabila ada waktu senggang atau saat tidak ada pemilih jadi tidak sampai mengganggu proses pemungutan suara,” jelas Joko Sasmito..

Warga Keluragan Margomulyo, Anik Supriyanti, mengaku kaget dengan penampilan para PPS di TPS 1, wilayah Kelurahan Margomulyo yang mengenakan kostum buta dalam pewayangan. Dia mengapresiasi kreativitas dan keputusan para PPS yang bersedia mengenakan busana tertutup meski cuaca Ngawi sedang begitu panas. “Kaget pastinya, ternyata para buta tersebut tetangga sendiri. Saya sempat tidak bisa mengenali mereka,” kata Anik.

Advertisement

 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Madiun Raya
KLIK di sini untuk mengintip Kabar Sragen Terlengkap

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif