Teknologi
Selasa, 8 Desember 2015 - 12:00 WIB

TEKNOLOGI TERBARU : Battlefield Management System Perkuat Pertahanan Indonesia

Redaksi Solopos.com  /  Haryo Prabancono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Battlefield Management System (Liputan6.com)

Teknologi terbaru Battlefield Management System buatan dalam perusahaan dalam negeri siap membantu mejaga kedaulatan bangsa.

Solopos.com, JAKARTA — PT Hariff Daya Tunggal Engineering meluncurkan teknologi terbaru Battlefield Management System (BMS). Perangkat tersebut bisa membantu memperkuat pertahanan Indonesia mulai Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL) dan Angkatan Udara (AU).

Advertisement

Seperti dilansir Liputan6.com, Senin (7/12/2015), selain daya gempur dan daya tangkal, satu hal lagi yang memainkan peran penting dalam sistem pertahanan negara adalah daya dukung.

Daya dukung di sini bisa berarti banyak hal, antara lain ketersediaan teknologi terbaru berupa perangkat lunak dan keras yang dapat dipasang di alat utama sistem senjata (alutsista) milik Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Advertisement

Daya dukung di sini bisa berarti banyak hal, antara lain ketersediaan teknologi terbaru berupa perangkat lunak dan keras yang dapat dipasang di alat utama sistem senjata (alutsista) milik Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Melihat hal ini sebagai peluang dan sejalan dengan keinginan untuk mendedikasikan diri bagi negara, PT Hariff Daya Tunggal Engineering menawarkan solusi dan inovasi dengan meluncurkan teknologi terbaru BMS.

Didirikan oleh sekelompok pria jebolan Institut Teknologi Bandung (ITB), pada tahun 2012 PT Hariff menciptakan Battlefield Management System (BMS). BMS ini merupakan bagian kecil dari Jaringan Aman Mandiri (JAM) yang dikembangkan oleh PT Hariff.

Advertisement

Menurut Budi, teknologi terbaru BMS yang dikembangkan ia dan koleganya dapat mencegah terjadinya hal demikian. Karena semua sistem di BMS dikembangkan dengan protokol dan enkripsi data buatan sendiri, kerahasiaan manuver pasukan dan komunikasi data hanya dapat diketahui dan diterima oleh pasukan sendiri atau secara teknis, hal itu dikenal dengan istilah no interception dan no backdoor.

“Melalui jalur komunikasi yang sudah ada, saat sistem menyala, layar pos komando dan kendali taktis, serta markas besar, dapat mengetahui apa yang terpantau oleh pasukannya di lapangan, tapi pihak luar gak akan tahu,” ujar Budi bersemangat.

Teknologi terbaru BMS sudah diuji coba pada Oktober 2014 lalu, yaitu di dalam Panser Anoa, di dalam Tank Marder, dan di dalam Main Battle Tank (MBT). Lalu hal yang menarik adalah, BMS sudah diajarkan, atau menjadi bagian dari kurikulum di Pusat Pendidikan Kavaleri TNI Angkatan Darat.

Advertisement

Kemudian yang terakhir, meski komponennya masih dibeli dari luar, Budi menegaskan pihaknya tidak mengkhawatirkan soal embargo, apabila suatu saat negara yang menjual komponen tersebut tiba-tiba berseberangan dengan Indonesia.

“Komponen ini memang dari luar, tapi bukan berarti kita bergantung ke satu negara saja. Misalnya, kalau suatu negara yang komponennya kita pakai menetapkan embargo, ya kita tinggal cari ke negara lain saja karena di luar komponen seperti ini banyak,” terang Budi.

Tak Dijual ke Luar Negeri

Advertisement

Teknologi terbaru yang dikembangkan PT Hariff tidak kalah dengan buatan luar negeri. Budi berharap, melalui pemanfaatan JAM akan terwujud sistem keamanan informasi yang mandiri dalam penyelenggaraan pengamanan informasi rahasia negara. Menurutnya, JAM berdampak positif terhadap berbagai aspek seperti politik, kemanan, sosial dan ekonomi.

Dia menegaskan, pihaknya siap mewujudkan JAM sebagai teknologi terbaru berbasis komunikasi yang aman dengan menyediakan perangkat seperti hardware dan software hingga jalur broadband yang dikembangkan sendiri.

“Sudah saatnya Indonesia menjaga kedaulatanya di era teknologi canggih dengan menggunakan karya-karya terbaik para putra-putri bangsa sendiri. Indonesia jangan menjadi ‘rumah kaca’ yang bisa terdeteksi semua lalu lintas informasinya” tutur Budi.

Teknologi terbaru komunikasi antisadap yang diracik PT Hariff dikerjakan dengan memaksimalkan sumber daya dalam negeri. “Pekerja di perusahaan kami ada 350 orang yang semuanya warga Indonesia,” kata Budi.

PT Hariff berkomitmen memproduksi alat antisadap tersebut untuk keperluan dalam negeri, misalnya jalur komunikasi operasi TNI, komunikasi antar lembaga negara dari pusat dan daerah, serta jalur komunikasi khusus Public Protection Disaster Relief (PPDR) di tiap kabupaten. Contoh lainnya mengamankan data-data penting Pemilu agar tidak diusili pihak luar.

“Kami ingin memperlihatkan kalau di negeri ini bisa membuat alat anti sadap. Sekarang sudah ada perangkatnya, mau dipakai atau enggak?” tegasnya. Wartawan yang penasaran apakah produk perangkat antisadap ini akan dijual ke luar negeri oleh PR Hariff? “Dalam negeri saja. Kami mengusung semangat nasionalisme,” pungkas Budi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif