Soloraya
Sabtu, 5 Desember 2015 - 07:40 WIB

LALU LINTAS SOLO : Ini 7 Ruas Jalan Utama Jadi Searah Pada 2016

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pengendara motor berusaha menerobos water barrier di Jl. Slamet Riyadi, Solo, Rabu (22/7/2015). (Ivanovich Aldino/JIBI/Solopos)

Lalu lintas Solo, ada tujuh ruas jalan utama Kota Solo yang menjadi searah pada 2016 mendatang.

Solopos.com, SOLO–Sebanyak tujuh ruas jalan utama di Kota Bengawan akan diterapkan sistem satu arah mulai 2016 mendatang. Kebijakan rekayasa lalu lintas tersebut bertujuan mengurai kemacetan lalu lintas terutama saat jam sibuk.

Advertisement

Informasi yang dihimpun Solopos.com, tujuh ruas jalan yang akan menjadi searah di antaranya Jl. Slamet Riyadi, Jl. Perintis Kemerdekaan, Jl. dr. Radjiman, Jl. K.H. Agus Salim, Jl. Yosodipuro, Jl. Hasanudin, serta Jl. Ahmad Yani (Ngipang, Kadipiro).  Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Solo, Yosca Herman Soedrajat, menerangkan kebijakan rekayasa lalu lintas tersebut sedianya diterapkan pada tahun ini.

“2015 kebetulan banyak proyek rehabilitasi jalan. Di samping itu, masih ada perbaikan underpass Makamhaji. Kami baru bisa terapkan sistem satu arah mulai tahun depan. Kalau nekat dilaksakan tahun ini risikonya lalu lintas di Solo bisa makin ruwet,” terangnya saat ditemui Solopos.com di kantornya, Jumat (4/12/2015).

Herman, sapaan akrabnya, menjelaskan penerapan kebijakan searah baru di tujuh ruas jalan utama dilaksanakan dengan pertimbangan pertumbuhan jumlah kendaraan di Solo yang tidak sebanding dengan peningkatan lebar jalan.

Advertisement

“Kalau terus-menerus menggunakan sistem yang sama [dua arah], otomatis kemacetan kian parah. Secara berkala kami membuat kajian rekayasa lalu lintas untuk melihat kebutuhan. Hasilnya, tujuh ruas jalan utama mendesak satu arah,” jelasnya.

Penerapan kebijakan yang akan diawali dengan sosialisasi tersebut, imbuh Herman, akan diikuti kebijakan lalu lintas lainnya. “Parkir yang sebelumnya kanan dan kiri jalan, otomatis pindah di sayap kiri. Selain itu kami juga menerapkan kebijakan contra flow [melawan arus] khusus transportasi umum. Tujuannya biar aktivitas ekonomi di sisi seberang tidak mati,” paparnya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif