Jogja
Jumat, 4 Desember 2015 - 04:20 WIB

MENDIKBUD : Guru Diminta Kembangkan Pendidikan Lingkungan

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Anies Baswedan saat masih menjabat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), di Bantul, DI. Yogyakarta, Senin (04/05/2015). (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Mendikbud bergarap guru menerapkan proses belajar mengajar lebih sehat.

Harianjogja.com, JOGJA – Lingkungan hijau membuat proses belajar-mengajar lebih sehat. Namun pendidikan berbasis lingkungan menuntut guru lebih luwes. Pengajaran itu tidak saja diberikan melalui kurikulum dan dibutuhkan pendidikan nonkurikuler.

Advertisement

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Rasyid Baswedan meminta agar para guru di Indonesia memperhatikan pendidikan nonkurikuler. Menurutnya, jalur pendidikan nonkulinuler menjadi celah untuk bisa menanamkan pemahaman perihal bagaimana menjaga lingkungan.

“Guru-guru di Indonesia lebih banyak yang menaruh perhatian pada pendidikan intrakurikuler. Pendidikan nonkurikuler tidak memperoleh perhatian. Saat ini harus ada fokus pendidikan nonkulikuler juga,” kata Anies saat mengisi dialog Konsorsium Pendidikan Hijau di Ruang Eksekutif Universitas Janabadra Jogja, Kamis (3/12/2015).
.
Anies menjelaskan pendidikan terkait lingkungan memang bisa saja lewat tiga jalur, yakni intrakurikuler, ekstrakurikuler, dan nonkurikuler. Namun, dalam penerapanya terdapat ketidakseimbangan dalam pemberian materi pendidikan dari tiga jalur itu.

“Pendidikan berbasis lingkungan mensyaratkan guru-guru yang tidak kaku, dalam konteks di mana pendidikan itu dilakukan. Kegiatan nonkurikuler perlu diperhatikan,” jelas Anies.

Advertisement

Ia mengaku sudah menerbitkan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti. Menurutnya, aturan tersebut bisa menjadi dasar bagi siswa di Indonesia untuk bertindak sesuai etika, termasuk etika menjaga lingkungan.

“Budaya bersih tidak muncul mendadak. Perlu diajarkan dan semua membutuhkan proses pembiasaan,” jelas Anies.

Ketua Konsorsium Hijau, R. Maryatno mengatakan kegiatan ini sendiri sebenarnya ingin mengajak pelajar dan sekolah untuk sadar akan lingkungan. Termasuk pengelolaan sekolah yang sadar akan lingkungan.

Advertisement

“Kalau bisa sekolah-sekolah di Jogja nantinya bisa menjadi sekolah hijau. Bukan hanya melihat lingkungan hijau, namun bicara sadar lingkungan,” kata Maryatno.
Difabel
Di sisi lain, Anies mengaku saat ini pemerintah berupaya memberikan pelayanan pendidikan yang baik untuk siswa difabel atau berkebutuhan khusus. Termasuk dalam fasilitas maupun kualitas pendidikan.

Anies menaruh harapan besar bagi para peserta didik dalam peringatan hari difabel internasional yang jatuh 3 Desember. Pemerintah juga telah menyediakan Sekolah Luar Biasa yang ditujukan untuk anak berkebutuhan khusus.

“Tapi juga sudah ada pengarusutamaan anak berkebutuhan khusus. Saat ini sudah ada sekolah mainstreming yang di mana anak berkebutuhan khusus dan siswa lainnya berada di dalam satu sekolah,” kata Anies.

Anies mengaku berusaha meningkatkan pelayanan bagi anak berkebutuhan khusus. Pelayanan itu, menurutnya, terletak pada perbaikan sistem-sistem pendidikan yang kini terus berjalan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif