Jateng
Jumat, 4 Desember 2015 - 21:50 WIB

HASIL PERTANIAN : Petani Keluhkan Langkah Bulog Hentikan Penyerapan Gabah

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi panen padi (JIBI/dok)

Hasil pertanian berupa gabah dari petani Cilacap tak lagi diserap Bulog Banyumas.

Kanalsemarang.com, CILACAP-Petani di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, mengeluhkah langkah Bulog Subdivisi Regional Banyumas yang menghentikan penyerapan gabah dan beras dengan alasan sudah tidak ada panen padi.

Advertisement

“Padahal, stok gabah di petani sebenarnya masih banyak dan akan dijual ketika memasuki musim tanam. Nah, saat ini petani sudah memasuki musim tanam sehingga akan jual gabah untuk modal,” kata seorang petani Maman di Desa Kalikudi, Kecamatan Adipala, Cilacap, Jumat (4/12/2015).

Oleh karena tidak ada lagi penyerapan yang dilakukan oleh Bulog, kata dia, petani akhirnya kebingungan untuk menjual gabah mereka agar bisa mendapat keuntungan meskipun hanya sedikit.

Menurut dia, harga gabah kering giling (GKG) di pasaran saat ini hanya berkisar Rp4.600-Rp4.700 per kilogram.

Advertisement

“Pasar hanya mau beli gabah dengan kisaran harga Rp4.600-Rp4.700 per kilogram sehingga petani tidak bisa mendapatkan nilai tambah yang mereka butuhkan untuk biaya produksi tanam padi,” katanya.

Ia mengaku khawatir penghentian penyerapan gabah itu merupakan bagian dari skenario Bulog untuk “memaksa” Gubernur Jateng bersedia menerima beras impor masuk ke provinsi itu.

Dalam hal ini, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menolak beras impor dari negara lain masuk ke provinsi setempat dengan alasan apa pun karena dikhawatirkan akan merugikan petani lokal.

Advertisement

Maman mengatakan bahwa kekhawatiran petani tersebut muncul karena berdasarkan pemberitaan, stok beras di gudang Bulog Subdivre Banyumas diprediksi hanya mencukupi kebutuhan hingga bulan Januari 2016 sedangkan saat ini petani baru memasuki masa tanam.

Sebelumnya, Kepala Humas Bulog Subdivre Banyumas M. Priyono mengatakan bahwa pihaknya menghentikan penyerapan terhadap beras dan gabah karena sudah tidak ada petani yang panen.

“Kalau memang nantinya terjadi kekurangan beras di wilayah Banyumas, hal itu tergantung Bulog pusat yang akan menanganinya, kami belum tahu,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif