News
Kamis, 3 Desember 2015 - 08:55 WIB

PM Inggris Ngotot Ingin Ikut Gempur Suriah

Redaksi Solopos.com  /  Nugroho Nurcahyo  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Perdana Menteri Inggris David Cameron meninggalkan kantornya di Downing Street, London, 2 Desember 2015. (Reuters/Suzanne Plunkett)

PM Inggris David Cameron tak mau meminta maaf telah menyebut anggota parlemen yang tak setuju serangan udara sebagai kelompok simpatisan teroris.

Harianjogja.com, LONDON-Perdana Menteri Inggris David Cameron mendesak anggota parlemen pada Rabu untuk menyetujui serangan udara terhadap Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Suriah. Cameron meyakinkan Parlemen bahwa Inggris bisa membuat “perbedaan nyata” koalisi pimpinan AS dalam menghancurkan kelompok bersenjata.

Advertisement

Argumen Cameron di depan Parlemen yang menyatakan Inggris harus memulai tindakan lebih militer di Timur Tengah itu diwarnai desakan dari para anggota parlemen agar Cameron meminta maaf terlebih dahulu atas pernyataan sebelumnya yang mengatakan para anggota parlemen yang menentang serangan udara adalah “sekelompok simpatisan teroris”.

Namun Perdana Menteri Konservatif itu tak mau meminta maaf. Ia hanya mengatakan menghormati orang-orang yang tidak setuju. Pihak oposisi dari Partai Buruh Inggris yang dipimpin Jeremy Corby pun terlanjur marah dengan hinaan Cameron dan terus mengkritik ngototnya Cameron membawa Inggris dalam perang di Suriah.

Advertisement

Banyak warga Inggris tak setuju Inggris terlibat perang lain di Timur Tengah setelah intervensi Barat di Irak, Afganistan dan Libya gagal embawa stabilitas di wilayah tersebut. Beberapa orang percaya, intervensi Barat justru menyebabkan munculnya kelompok-kelompok ultra-radikal seperti ISIS.

Setelah serangan di Paris, Prancis pada 13 November yang menewaskan 130 orang itu, beberapa anggota parlemen yang semula menolak Inggris meluncurkan serangan udara di Suriah berubah menjadi setuju dengan Cameron. Mereka berpikir serangan itu memang dibutuhkan untuk melindungi Inggris dari ancaman terjadinya kekerasan oleh ISIS.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif