Soloraya
Kamis, 3 Desember 2015 - 17:15 WIB

PENEMUAN MAYAT SRAGEN : Ini Kendala Polisi Ungkap Kasus Penemuan Tulang Bayi

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Polisi mengidentifikasi penemuan tulang bayi di Gondang, Sragen, Selasa (1/12/2015). (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Penemuan mayat Sragen, polisi terkendala minim saksi atas penemuan tulang bayi.

Solopos.com, SRAGEN–Jajaran Polsek Gondang masih kesulitan mengungkap pelaku pembuangan bayi di Permakaman Umum Desa Tunggul, Kecamatan Gondang, Sragen.

Advertisement

Kapolsek Gondang, AKP Trisnanto, mewakili Kapolres Sragen, AKBP Ari Wibowo, mengakui minimnya jumlah saksi membuat pihaknya kesulitan dalam mengungkap pelaku.

”Tidak ada saksi yang tahu adanya orang yang masuk ke kuburan. Kami memang sudah memeriksa empat orang saksi, tapi empat-empatnya tidak melihat langsung ada orang yang masuk kuburan. Minimnya jumlah saksi itu jadi kendala kami,” kata Trisnanto kepada Solopos.com, Kamis (3/12/2015).

Trisnanto menegaskan tulang-belulang yang ditemukan petani itu belum tentu orok bayi. Oleh sebab itu, dia masih menunggu hasil Laboratorium Forensik Dokpol Polda Jawa Tengah.

Advertisement

”Informasi seputar golongan darah dan DNA itu masih kami nantikan. Masih ada kemungkinan itu bukan tulang manusia. Tulang-tulang itu masih lembut dan sulit dikenali,” terang Trisnanto.

Hal senada dikemukakan Kapolres Ari Wibowo. Dia mengaku masih menunggu hasil pemeriksaan dari Dokpol Polda Jateng. ”Hasil pemeriksaan secara keilmuan, kami masih menunggu dari Dokpol. Hasil pemeriksaan di lapangan, kami masih cari informasi sebanyak-banyaknya. Para saksi sudah diperiksa, tetapi belum bisa mengerucut kepada seseorang,” papar Ari Wibowo saat ditemui Solopos.com di Masaran.

Sebelumnya seorang petani asal Dusun/Desa Tunggul, Kecamatan Gondang, Sragen, Jono, dikejutkan dengan bau busuk menyengat saat pergi ke sawah, Selasa (1/12/2015).

Advertisement

Bau itu berasal dari sekumpulan tulang belulang yang dikerumuni belatung di dalam ember plastik warna hitam.

Ember plastik itu ditemukan Jono di pelataran batu nisan permakaman umum Desa Tunggul pada pukul 08.00 WIB. Ember itu berisi pakaian daster warna hitam dan celana training warna kuning. Tulang belulang busuk itu ditemukan di bawah pakaian itu. Polisi menduga tulang belulang itu milik seorang bayi yang belum genap berusia sembilan bulan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif