Pilkada Solo, ada empat TPS di 3 kelurahan di Pasar Kliwon yang mendapat pengawasan khusus saat pencoblosan.
Solopos.com, SOLO–Dari sembilan kelurahan yang ada di Kecamatan Pasar Kliwon, tiga di antaranya dianggap rawan konflik. Kerawanan itu di wilayah Kelurahan Joyosuran, Semanggi, dan Sangkrah.
Menurut Ketua Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam) Pasar Kliwon, Agus Anwari, di tiga kelurahan itu terdapat basis pendukung dua pasangan calon (paslon) pemilihan kepada daerah (pilkada) Solo.
“Dari 150 TPS [tempat pemungutan suara] di Pasar Kliwon, ada empat TPS yang rawan konflik. Dua di antaranya di Joyosuran, sedangkan lainnya di Semanggi dan Sangkrah. Di lokasi itu ada basis pendukung dua paslon,” katanya saat ditemui wartawan di Kantor Kecamatan Pasar Kliwon, Selasa (1/12/2015).
Untuk itu, ia bekerja sama dengan polsek dan koramil setempat dalam memperketat pengawasan agar tetap kondusif. Bahkan, ia juga menempatkan pengawas TPS yang berasal dari tokoh masyarakat setempat sehingga lebih disegani.
Sebab, lanjut dia, pengawas TPS merupakan ujung tombak pengawasan di lapangan yang mengetahui jalannya pemungutan hingga perhitungan suara.
Pengawas TPS harus jeli dan selalu berkoordinasi dengan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) agar tidak ada permasalahan di kemudian hari.
“Kalau kami menempatkan anak muda atau orang baru di empat TPS itu, para pengawas akan kesulitan mengingatkan penyelenggara karena dianggap bukan orang yang berpengaruh. Kami juga akan turun tangan ke lokasi untuk mengawasi lebih ketat agar tidak muncul konflik,” ujarnya.
Selain itu, ia juga mewaspadai satu TPS di Losari, Semanggi yang rawan banjir karena berada di dekat tanggul. Ia pun mengimbau petugas penyelenggara pemungutan suara untuk mencari tempat yang aman sehingga saat hujan deras tidak terkena banjir.
Agus tidak ingin dampak musim penghujan mengganggu pelaksanaan pemungutan suara sehingga harus dilakukan pemilu ulang.